digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Elise Sevtywati Selviana Ompus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Elise Sevtywati Selviana Ompus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Elise Sevtywati Selviana Ompus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Elise Sevtywati Selviana Ompus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Elise Sevtywati Selviana Ompus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Elise Sevtywati Selviana Ompus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Elise Sevtywati Selviana Ompus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Elise Sevtywati Selviana Ompus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Phaleria macrocarpa dan Caesalpinia sappan telah banyak digunakan sebagai antiradang pada pengobatan tradisional. Aktivitas antiradang analit dari ekstrak metanol kayu sappan sudah terbukti secara in vitro. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi efek antiradang masing-masing ekstrak etanol perikarpium mahkota dewa dan ekstrak metanol kayu sappan secara in vivo dan efek kombinasi kedua ekstrak. Simplisia yang digunakan adalah perikarpium mahkota dewa dan serutan kayu sappan. Simplisia perikarpium mahkota dewa dan kayu sappan diekstraksi secara refluks. Pengujian antiradang meliputi pengamatan terhadap kemerahan dan kebengkakan kaki kiri, serta aktivitas berjalan hewan uji yang diinduksi radang dengan injeksi suspensi natrium urat pada sendi. Ekstrak etanol perikarpium mahkota dewa 22,5 mg/kg bb dan ekstrak kayu sappan 63,9 mg/kg bb menunjukkan aktivitas antiradang, namun pada penggunaan kombinasi ekstrak efek yang diperoleh tidak lebih baik dibanding ekstrak tunggalnya. Ekstrak etanol perikarpium mahkota dewa memiliki efek antiradang ditunjukkan dengan penurunan skor kemerahan yang berbeda secara bermakna (p<0,05) terhadap kelompok kontrol pada hari keenam dan pada hari ketujuh. Penurunan skor kemerahan pada kelompok ekstrak metanol kayu sappan dan kombinasi ekstrak baru berbeda secara bermakna (p<0,05) pada hari ketujuh. Mulai hari ketiga, skor aktivitas berjalan kelompok kombinasi ekstrak berbeda secara bermakna (p<0,05) terhadap kontrol. Sementara pada kelompok ekstrak tunggal berbeda secara bermakna (p<0,05) mulai hari keempat. Penurunan intensitas kebengkakan semua kelompok uji berbeda secara bermakna (p<0,05) terhadap kelompok kontrol dari hari kelima. Kelompok kombinasi ekstrak tidak berbeda secara bermakna terhadap kelompok ekstrak tunggal.