digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Final Project_19215047_Dhahana.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Jufrizal Effendi, S.Sos

Korean Pop (K-Pop) merupakan salah satu bagian dari Korean wave (Hallyu) yang berkembang paling cepat pada tahun 2011 dan makin mendapatkan popularitas yang mendunia berkat penampilan perdana Bangtan Sonyeondan (BTS) pada ajang penghargaan American Music Awards (AMA) sekaligus memenangkan penghargaan Billboard Top Social Artist pada tahun 2017. Pada tahun 2010, video musik K-Pop sudah mendapatkan banyak perhatian di Youtube, website berbagi video terbesar di dunia dengan dilihat sebanyak 793,57 juta kali dan 10 juta diantaranya berasal dari pengguna Indonesia. Bersamaan dengan popularitas yang terus meningkat, mulai muncul tren baru di kalangan anak muda Eropa dan Asia Tenggara dengan mengimitasi penampilan nyanyian dan tarian dari idola K-Pop atau yang biasa disebut dengan video cover. Haru Entertainment adalah sebuah perusahaan berbasis pertunjukan yang memiliki 3 tahap perencanaan perkembangan bisnis. Setiap tahap terdiri atas fase investing, promoting, dan decline. Pada saat ini, perusahaan ada pada fase investing pada tahap Dance Cover Focused. Salah satu hal yang perlu dilakukan pada fase investing adalah membuat Minimum Viable Product (MVP). Riset ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap 10 orang penggemar K-Pop yang digolongkan menjadi 3 tipe. Wawancara dilakukan secara semi-terstruktur untuk mengetahu preferensi terhadap video dance cover dari setiap tipe penonton. Setelah mendapatkan gambaran preferensi, eksperimen dilakukan dengan cara membuat video dance cover dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan sekarang dan diuji kembali kepada penonton dengan rentang waktu 1 minggu untuk mencapai hipotesis nilai dan hipotesis perkembangan. Dari 5 atribut yang dipilih, penonton memilih atribut setting & outfit sebagai atribut yang paling berpengaruh terhadap video dance cover. Riset ini juga menemukan beberapa atribut lain yang juga menarik bagi penonton dan menyarankan agar perusahaan menyertakan atribut-atribut tersebut ke dalam iterasi berikut menggunakan metode Build-Measure-Learn Feedback Loop karena video pertama belum memenuhi hipotesis nilai dan hipotesis perkembangan.