digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tsunami melanda kawasan pesisir Teluk Taluti usai terjadinya gempa bermagnitudo 6,1 pada 16 Juni 2021. Gelombang tsunami mengendapkan endapan tsunami di pesisir Dusun Mahu, Desa Tehoru, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Studi ini ditujukan untuk mengetahui kenampakan fisik endapan tsunami di pesisir Dusun Mahu titik 2 berdasarkan analisis singkapan, megaskopis sampel endapan, granulometri, dan mikrofauna untuk menentukan lingkungan asal endapan. Penelitian dilakukan pada 8 sampel endapan tsunami dan 4 sampel pasir pantai pratsunami dari satu titik lokasi. Kenampakan fisik endapan tsunami dari hasil pengamatan singkapan dan analisis megaskopis, kontak erosional dengan lapisan endapan pasir pantai pra-tsunami di bawahnya, terdapat rip up clast, berwarna abu-abu gelap, ukuran butir lanau–pasir kasar dengan fragmen berukuran kerikil–kerakal, memiliki bentuk butir menyudut–membundar, sortasi buruk, terdiri dari kuarsa, kalsit, filit, dan sekis, terdapat material darat yaitu sisa-sisa tumbuhan, sampah plastik, serta pecahan kaca. Sedangkan, pada endapan pasir pantai pra-tsunami tidak ditemukan material darat. Hasil analisis granulometri endapan tsunami menunjukkan kurva distribusi besar butir bimodal yang menunjukkan percampuran ukuran butir pasir halus dan yang lebih kasar selama pengendapan. Pada endapan tsunami di pesisir Dusun Mahu titik 2 ini juga ditemukan campuran fragmen-fragmen batuan metamorf berukuran kerikil-kerakal yang mengambang pada masa dasar berukuran lebih halus (pasir). Berdasarkan aspekaspek fisik endapan yang teramati ini, maka endapan tsunami di daerah penelitian dianggap diendapkan dengan pengaruh arus turbulen. Berdasarkan analisis mikrofauna, lingkungan asal endapan tsunami adalah lingkungan laut zona neritik tengah-neritik luar. Hasil analisis endapan tsunami kemudian dibandingkan dengan endapan tsunami hasil penelitian terdahulu. Endapan tsunami di pesisir Dusun Mahu titik 2 menunjukkan kenampakan fisik yang serupa dengan endapan tsunami Aceh 2004, endapan tsunami Palu 2018, dan endapan tsunami Pangandaran 2006. Namun, terdapat pula kenampakan fisik yang berbeda, seperti pada endapan tsunami di pesisir Dusun Mahu titik 2 memiliki ukuran butir lebih halus dengan sortasi buruk, hal ini diindikasikan karena gelombang tsunami yang melewati pesisir Dusun Mahu tidak sebesar dan sekuat gelombang tsunami Aceh 2004, Palu 2018, dan Pangandaran 2006.