digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Danau Sentani memegang peranan penting sebagai salah satu danau prioritas di Indonesia. Danau ini merupakan daerah tangkapan air yang bersumber dari Pegunungan Cycloops sehingga perubahan tata guna lahan di Pegunungan Cycloops dapat berpotensi menyebabkan berbagai masalah, salah satunya adalah pendangkalan danau. Studi paleolimnologi dari sedimen di Danau Sentani diperlukan untuk menyingkap fenomena iklim di masa lalu dan perubahan kondisi lingkungan, baik yang diakibatkan oleh proses alamiah maupun aktivitas antropogenik). Hasil lebih lanjut dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk mengoptimalkan pengelolaan danau. Data yang digunakan pada studi ini berupa inti sedimen danau sepanjang 19 cm dan studi pustaka. Analisis litologi dan palinologi dilakukan pada inti sedimen untuk mengetahui umur relatif, lingkungan pengendapan, paleoiklim, pengaruh marin, dan dampak aktivitas antropogenik terhadap vegetasi di sekitar Danau Sentani. Berdasarkan data penanggalan radioaktif Danau Hordorli, umur relatif sedimen Danau Sentani yang diperoleh di daerah penelitian adalah 1.086 tahun yang lalu, sedangkan berdasarkan data palinologi, sedimen tersebut menunjukkan rentang umur Pleistosen-Holosen yang dapat disetarakan dengan N22-N23 (Zonasi Blow) dan NN19-NN21 (Zonasi Martini). Sedimen diendapkan pada lingkungan danau yang mengalami fluktuasi. Hal ini dapat diketahui dari perubahan komposisi fosil karakteristik yang menunjukkan perubahan dari dominasi tumbuhan mangrove belakang pada zona 1, yang berubah menjadi dominasi tumbuhan riparian dan fresh water pada zona 2, dominasi tumbuhan riparian dan mangrove belakang di zona 3, dan berubah kembali menjadi dominasi tumbuhan mangrove belakang di zona 4. Selama rentang waktu tersebut terjadi perubahan iklim secara fluktuatif namun tidak signifikan, juga tidak ditemukan adanya pengaruh marin. Aktivitas antropogenik dan perubahan iklim mengakibatkan terubahnya susunan vegetasi, salah satunya kehadiran polen Casuarina yang saat ini masih melimpah yang menandakan telah tersubstitusinya hutan primer dengan hutan sekunder akibat adanya gangguan di periode sebelumnya dan saat ini mencapai kondisi lebih stabil