digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Seranti Ninan Nury.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Penerimaan retribusi sampah di Kota Bandung masih sangat minim, hanya menyumbang 22% dari pemasukan oleh UPTD Pengelolaan Sampah Kota Bandung, mengakibatkan sumber pembiayaan pengelolaan sampah yang masih berkutat pada APBD. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat penerimaan ini adalah sistem payment vehicle yang berlaku, yaitu mekanisme penetapan tarif dan pemungutan retribusi sampah. Dalam mengevaluasi sistem tersebut, studi ini menggunakan Contingent Valuation Method (CVM) untuk menganalisis peran payment vehicle retribusi sampah terhadap kesediaan untuk membayar (WTP) masyarakat, mengidentifikasi besaran WTP untuk masing-masing payment vehicle, dan menyusun strategi dan rekomendasi untuk sistem retribusi sampah di Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan pilihan mekanisme penetapan tarif memiliki peran besar dalam nilai WTP yang diperoleh, dengan rata-rata WTP Rp13.988/KK/bulan untuk tarif rata dan Rp131.387/KK/bulan untuk tarif berdasarkan jumlah sampah. Sementara, mekanisme pemungutan tidak memiliki peran yang signifikan, dengan rata-rata WTP Rp11.847/KK/bulan untuk pemungutan langsung dan Rp10.640/KK/bulan untuk pemungutan tidak langsung. Empat profil responden diperoleh dari pemetaan Multiple Correspondence Analysis (MCA) berdasarkan preferensi payment vehicle, sementara atribut yang mempengaruhi pengelompokkan WTP ke tiga klaster (WTP Rendah, Menengah, dan Tinggi) antara lain usia, pengeluaran, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, kepuasan terhadap pengelolaan, dan penerimaan informasi.