Kali Premulung merupakan salah satu anak Sungai Bengawan Solo yang berada di
wilayah hulu. Kali Premulung melewati tiga wilayah administrasi: Kabupaten
Boyolali dan Sukoharjo dan Kota Surakarta. Banjir akibat luapan Kali Premulung
merupakan salah satu masalah yang sering terjadi khususnya di wilayah Kota
Surakarta. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis kapasitas eksisting Kali
Premulung, menganalisis morfologi sungai Kali Premulung khususnya pada kajian
erosi sedimentasi, dan menganalisis upaya pengendalian banjir dan sedimen yang
efektif. Dua analisis utama yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis
hidrologi dan analisis hidraulika. Analisis hidrologi dilakukan untuk menentukan
debit banjir desain rencana dan debit harian. Debit banjir dihitung dengan metode
SCS-CN untuk periode ulang dua tahunan (Q2) dan dua puluh tahunan (Q20) yang
kemudian akan menjadi input dalam simulasi banjir sedangkan debit harian
dianalisis dengan metode Sacramento yang akan menjadi input pada simulasi
sedimen. Kalibrasi debit banjir dilakukan melalui metode debit paras penuh
(bankfull) sedangkan kalibrasi debit harian dilakukan dengan menggunakan Pos
Duga Air (PDA) sungai utama Bengawan Solo. Simulasi banjir dan sedimen
dilakukan dengan menggunakan program HEC-RAS versi 6.3.1. Kalibrasi model
banjir dilakukan melalui observasi lapangan dan peta rawan banjir sedangkan
kalibrasi model sedimen dilakukan dengan membandingkan data pengukuran di
waktu yang berbeda.
Berdasarkan simulasi banjir, terdapat dua titik yang mengalami limpasan akibat
banjir Q2 dan Q20 yaitu di RW 14 Kelurahan Pajang dan Pasar Jongke dengan tinggi
dan durasi genangan akibat banjir Q2 dan Q20 secara berturut-turut yaitu 50-70 cm
dan 150-170 cm. Hasil simulasi sedimen menunjukan prediksi terjadinya
penurunan dasar sungai Kali Premulung di masa mendatang dengan laju degradasi
bersih sebesar 11 cm/tahun. Dari hasil usulan dan evaluasi desain, pembangunan
tanggul dan normalisasi efektif dalam mereduksi banjir sehingga tidak terjadi
limpasan air dari Kali Premulung. Sedangkan pembangunan ambang setinggi 75
cm sebanyak 18 (delapan belas) bangunan efektif dalam mengendalikan laju
degradasi Kali Premulung menjadi 1,5 cm/tahun.