Tata kelola atau governance mencakup interaksi antara pemerintah dan warga
negara dalam perumusan, implementasi, dan evaluasi kebijakan publik. Proses ini
melibatkan penilaian dampak langsung maupun jangka panjang dari kebijakan
mencakup berbagai aspek guna memaksimalkan manfaat serta meminimalkan
dampak negatif. Perubahan zaman yang pesat menuntut tata kelola yang dinamis
atau dynamic governance, di mana pemerintah dituntut untuk responsif terhadap
kondisi eksternal yang terus berubah. Salah satu solusi untuk mewujudkan hal ini
adalah melalui penerapan smart governance yang memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mendukung pengambilan keputusan
berdasarkan data yang akurat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model dan simulasi guna
membantu perumusan regulasi 5G yang tepat berdasarkan kondisi yang dihadapi.
System dynamics memungkinkan regulator untuk memahami struktur dan dinamika
dari sistem yang kompleks, sehingga membantu merumuskan regulasi yang lebih
baik di tengah perubahan teknologi yang cepat seperti 5G. System dynamics
memberikan simulasi yang tidak hanya membantu memahami dampak langsung
dari suatu kebijakan, tetapi juga implikasi jangka panjang dan efek samping yang
mungkin tidak terlihat dalam analisis statis. System dynamics didasarkan pada
hubungan sebab-akibat antar variabel. Uji kausalitas dapat membantu memastikan
bahwa perubahan pada satu variabel memengaruhi variabel lainnya secara logis dan
empiris.
Penelitian ini menggunakan fuzzy-set Qualitative Comparative Analysis (fsQCA)
untuk validasi hubungan sebab-akibat dalam diagram Causal Loop Diagram (CLD)
dengan sampel data kecil (data kurang dari 50). Berbeda dengan analisis tradisional
yang cenderung membutuhkan data dalam jumlah besar, fsQCA memungkinkan
pengujian dengan set data yang lebih kecil dan tetap memberikan hasil yang akurat.
Keunggulan fsQCA terletak pada fleksibilitasnya dalam menangani hubungan
parsial antar variabel dengan menggunakan nilai set yang berkisar antara 0 dan 1.
Ini menjadikannya alat yang ideal untuk memvalidasi hubungan kompleks dalam
CLD, di mana variasi data dan ketidakpastian sering kali muncul. Pada penelitian
ini fsQCA terbukti mampu memberikan hasil yang akurat untuk studi dengan data
ii
terbatas. Dengan menggunakan fsQCA, penelitian ini dapat mengevaluasi secara
empiris apakah variabel-variabel dalam model system dynamics memiliki
hubungan sebab-akibat yang valid. Validasi ini penting untuk memastikan bahwa
hasil simulasi dari system dynamics tidak hanya didasarkan pada asumsi model,
tetapi juga memiliki landasan empiris yang kuat.
Pemodelan dan simulasi 5G menggunakan system dynamics dimulai dengan
permasalahan alokasi frekuensi 5G. Alokasi frekuensi 5G dilakukan secara
bertahap untuk mendukung migrasi layanan yang menggunakan frekuensi yang
sama. Tiga skenario simulasi menunjukkan pola yang sama, di mana jumlah
pelanggan meningkat setiap tahun hingga mencapai kestabilan karena spektrum
frekuensi merupakan sumber daya yang terbatas. Pola ini disebut goal-seeking, di
mana pertumbuhan melambat menuju titik stabil. Selain itu, penelitian
mengusulkan pemodelan implementasi 5G dengan system dynamics untuk
mengatasi kekurangan penelitian-penelitian sebelumnya dalam rekomendasi
kebijakan mobile broadband. Simulasi menunjukkan bahwa investasi dalam 5G
menurunkan harga layanan, meningkatkan jumlah konsumen, kesejahteraan
masyarakat, dan Produk Domestik Bruto (PDB). Dampak positif ini
memperlihatkan potensi 5G dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Penelitian ini menggunakan Fuzzy Cognitive Maps (FCM) sebagai pembanding
system dynamics karena sama-sama didasarkan pada hubungan sebab-akibat antar
variabel. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa system dynamics dan FCM
memiliki pendekatan yang berbeda. System dynamics berfokus pada hubungan yang
membentuk loop dinamis antar variabel, sementara FCM memungkinkan transisi
bertahap dan penalaran kualitatif. System dynamics cenderung lebih matematis,
sedangkan FCM lebih mudah dipahami oleh pemangku kepentingan karena
sifatnya yang lebih intuitif dan kualitatif. Perbedaan hasil antara kedua metodologi
bergantung pada asumsi model dan tingkat detail data yang digunakan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa fsQCA adalah metode yang efektif untuk
validasi hubungan sebab-akibat dalam CLD pada studi dengan jumlah sampel kecil.
Simulasi alokasi frekuensi 5G menunjukkan perilaku goal-seeking, sementara
implementasi 5G terbukti berkontribusi positif terhadap ekonomi. Perbandingan
system dynamics dan FCM menunjukkan pemilihan metodologi bisa
mempengaruhi hasil simulasi. Penerapan smart governance menggunakan system
dynamics dapat membantu regulator dalam pengambilan kebijakan terkait
implementasi 5G. Dengan memahami dan memodelkan dinamika sistem yang
kompleks, regulator dapat membuat kebijakan yang mengakomodasi perubahan
kondisi eksternal yang cepat. Oleh karena itu, pemanfaatan smart governance
diharapkan dapat menjadi solusi yang inovatif dalam mengatasi tantangan tata
kelola di era digital ini, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat
dan memastikan keberlanjutan pembangunan negara.