digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Radikal bebas merupakan senyawa reaktif dengan elektron tidak berpasangan pada orbital luar yang dapat menyebabkan kerusakan sel sehingga meningkatkan risiko penyakit. Antioksidan mampu melindungi sel melalui penghambatan serangan radikal bebas. Melanogenesis, yang dikatalisis enzim tirosinase, juga dapat melindungi kulit dengan kemampuan melanin menyerap sinar UV. Penelitian ini menentukan aktivitas antioksidan dan inhibitor enzim tirosinase dari ekstrak etanol daging buah, kulit buah, dan daun buah apel manalagi (Malus sylvestris (L.) Mill) serta menentukan fraksi dengan aktivitas terbaik, kadar fenol total, kadar flavonoid total, serta kadar beberapa senyawa fenol dan flavonoid. Ekstraksi dilakukan dengan metode Ultrasonic-Assisted Extraction menggunakan etanol 96%, sedangkan fraksinasi dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan n-heksana, etil asetat, dan air-etanol. Aktivitas antioksidan metode 2,2-Diphenyl-1- picrylhydrazyl (DPPH) dan inhibitor tirosinase ditetapkan menggunakan microplate reader, kadar fenol dan flavonoid total ditetapkan menggunakan spektrofotometri UV-sinar tampak. Identifikasi dan penetapan kadar senyawa flavonoid dan fenol dalam ekstrak dan fraksi dilakukan dengan kromatografi lapis tipis dan kromatografi cair kinerja tinggi. Kadar fenol dan flavonoid tertinggi terkandung pada ekstrak daun, sebesar 15,395 g GAE / 100 g dan 7,825 g QE / 100 g. Ekstrak kulit buah apel menunjukkan aktivitas antioksidan sangat kuat (IC50 37,133 µg/mL). Fraksi etil asetat kulit buah menunjukkan peningkatan aktivitas antioksidan (IC50 16,700 µg/mL). Ekstrak ketiga bagian apel menunjukkan aktivitas inhibitor tirosinase lemah (IC50 > 1000 µg/mL). Senyawa fenol berkontribusi terhadap kedua aktivitas uji. Ekstrak kulit buah mengandung senyawa katekin (0,079%), sedangkan fraksi etil asetat kulit buah mengandung senyawa katekin (0,702%) dan asam klorogenat (2,310%). Secara umum, ekstrak etanol dan fraksi etil asetat kulit buah apel menunjukkan aktivitas antioksidan yang baik secara in vitro sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut secara in vivo.