digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bendungan Jlantah merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang pembangunannya dimulai pada tahun 2019 dan ditargetkan akan selesai pada Desember 2023. Bendungan ini terletak di Desa Tlobo dan Desa Karangsari, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Bendungan dengan kapasitas tampungan hingga 11,96 juta m3 ini didesain sebagai bendungan urugan tipe zonal dengan urugan random sand gravelly zonal inti tegak. Bendungan Jlantah diharapkan dapat mengairi area irigasi seluas 1494 ha serta mampu menyediakan air baku sebesar 150 liter/detik. Pembangunan bendungan tidak hanya akan memberikan manfaat besar, namun dapat menimbulkan potensi bahaya jika terjadi keruntuhan. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi untuk mengetahui keamanan Bendungan Jlantah pada berbagai kondisi termasuk dalam keadaan gempa. Studi yang dilakukan meliputi analisis rembesan dengan perangkat lunak Slide2 dan stabilitas bendungan dengan perangkat lunak Slide2 dengan meninjau geometri bendungan. Data yang digunakan sebagai input dalam analisis tersebut meliputi koefisien permeabilitas tanah, sudut geser dalam, kohesi tanah, dan berat jenis tanah berdasarkan hasil penyelidikan lapangan dan analisis di laboratorium yang dimulai sejak tahun 2017. Pada analisis rembesan, dilakukan pula perhitungan manual menggunakan metode Casagrande sebagai perbandingan terhadap hasil yang diperoleh dari Slide2. Dari hasil analisis rembesan dengan Slide2, Bendungan Jlantah termasuk dalam kategori aman terhadap kebocoran dengan debit terbesar 8,8264 x 10-3 m3 /s yang terjadi pada elevasi muka air normal. Debit rembesan total berbanding terbalik dengan faktor keamanan lereng. Pada analisis stabilitas bendungan dengan Slide2 terdapat beberapa kondisi tidak aman dengan faktor keamanan terendah 0,81 yang terjadi pada lereng hulu dengan elevasi muka air normal akibat beban gempa SEE (Safety Evaluation Earthquake). Hasil analisis memberikan nilai alihan tetap terbesar, yaitu 95 cm dengan gempa MS = 8,25; Y/H = 0,25. Nilai tersebut masih lebih kecil dari nilai alihan tetap yang disyaratkan, yaitu 250 m sehingga lereng bendungan masih dalam keadaan aman.