digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Fast Moving Consumer Goods (FMCG) idealnya memiliki tingkat perputaran persediaan yang tinggi karena perputaran barang yang juga cepat; mereka ber-produksi dengan cepat dan dijual dengan cepat karena permintaan yang tinggi. Perputaran persediaan pada suatu perusahaan retail menjadi salah satu pengukur terpenting atas kesuksesan perusahaan tersebut. Persediaan yang terlalu banyak dan penjualan yang lebih sedikit, dapat mengakibatkan pengeluaran banyak modal untuk menjaga persediaan atau terlalu banyak menimbun produk yang penjualannya buruk; kekurangan persediaan dapat mengakibatkan hilangnya peluang penjualan. Solvabilitas suatu perusahaan bergantung pada seberapa likuid perusahaan tersebut dan seberapa baik perusahaan tersebut dapat melunasi utangnya; hal ini juga berkaitan dengan cara mereka membiayai operasionalnya sehingga perhitungan rasio debt-to-equity (D/E) berguna. Hal ini menentukan apakah perusahaan menggunakan ekuitas untuk membiayai operasionalnya atau malah mengandalkan hutang untuk membiayai biaya operasionalnya. Penelitian diawali dengan analisis awal, setelah memperoleh daftar 87 perusahaan FMCG yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan angka rasio keuangan dari Stockbit, 64,37% rasio perputaran persediaan perusahaan di Indonesia berada jauh di bawah rata-rata rasio saat ini yaitu 3,31. Penelitian ini akan dirancang secara kualitatif dengan menggunakan angka-angka kuantitatif yang diberikan dari laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan secara publik dengan pengetahuan pelengkap dari data sekunder yang diperoleh dari website perusahaan dan sumber lain termasuk jurnal bereputasi, media massa, dan artikel online. Akan lebih besar kemungkinannya untuk pemberi pinjaman untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan yang mempunyai rasio D/E lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain yang memiliki D/E lebih tinggi. Rasio persediaan perusahaan yang tinggi dan rasio D/E yang rendah dapat membuat perusahaan memiliki lebih banyak fleksibilitas, mengurangi beban pembayaran bunga, yang pada akhirnya akan memudahkan perusahaan dalam berinvestasi, dan berujung pada nilai ROA yang lebih tinggi.