Fast Moving Consumer Goods (FMCG) idealnya memiliki tingkat perputaran
persediaan yang tinggi karena perputaran barang yang juga cepat; mereka
ber-produksi dengan cepat dan dijual dengan cepat karena permintaan yang tinggi.
Perputaran persediaan pada suatu perusahaan retail menjadi salah satu pengukur
terpenting atas kesuksesan perusahaan tersebut. Persediaan yang terlalu banyak
dan penjualan yang lebih sedikit, dapat mengakibatkan pengeluaran banyak modal
untuk menjaga persediaan atau terlalu banyak menimbun produk yang
penjualannya buruk; kekurangan persediaan dapat mengakibatkan hilangnya
peluang penjualan. Solvabilitas suatu perusahaan bergantung pada seberapa likuid
perusahaan tersebut dan seberapa baik perusahaan tersebut dapat melunasi
utangnya; hal ini juga berkaitan dengan cara mereka membiayai operasionalnya
sehingga perhitungan rasio debt-to-equity (D/E) berguna. Hal ini menentukan
apakah perusahaan menggunakan ekuitas untuk membiayai operasionalnya atau
malah mengandalkan hutang untuk membiayai biaya operasionalnya. Penelitian
diawali dengan analisis awal, setelah memperoleh daftar 87 perusahaan FMCG
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan angka rasio keuangan dari Stockbit,
64,37% rasio perputaran persediaan perusahaan di Indonesia berada jauh di bawah
rata-rata rasio saat ini yaitu 3,31. Penelitian ini akan dirancang secara kualitatif
dengan menggunakan angka-angka kuantitatif yang diberikan dari laporan
keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan secara publik
dengan pengetahuan pelengkap dari data sekunder yang diperoleh dari website
perusahaan dan sumber lain termasuk jurnal bereputasi, media massa, dan artikel
online. Akan lebih besar kemungkinannya untuk pemberi pinjaman untuk
memberikan pinjaman kepada perusahaan yang mempunyai rasio D/E lebih
rendah dibandingkan dengan perusahaan lain yang memiliki D/E lebih tinggi.
Rasio persediaan perusahaan yang tinggi dan rasio D/E yang rendah dapat
membuat perusahaan memiliki lebih banyak fleksibilitas, mengurangi beban
pembayaran bunga, yang pada akhirnya akan memudahkan perusahaan dalam
berinvestasi, dan berujung pada nilai ROA yang lebih tinggi.