ABSTRAK Gamma Althafiansyah Rosyidin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Cover - Gamma Althafiansyah Rosyidin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 1. - Gamma Althafiansyah Rosyidin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 2 - Gamma Althafiansyah Rosyidin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 3 - Gamma Althafiansyah Rosyidin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 4- Gamma Althafiansyah Rosyidin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 5 - Gamma Althafiansyah Rosyidin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Pustaka - Gamma Althafiansyah Rosyidin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Wahana antariksa merupakan sebuah kendaraan atau alat yang didesain untuk melakukan perjalanan antariksa di luar atmosfer Bumi. Sejak tahun 1957 hingga saat ini terjadi peningkatan yang signifikan dalam peluncuran objek ke luar angkasa. Salah satu misi antariksa populer, Cassini-Huygens, dirancang untuk mengikuti lintasan antarplanet dengan memanfaatkan VVEJGA (Venus-Venus-Earth-Jupiter Gravity Assist) untuk mencapai Saturnus. Tulisan ini membahas desain sederhana lintasan wahana antariksa, yaitu lintasan langsung tanpa bantuan gravitasi (direct) dan lintasan menggunakan bantuan gravitasi Jupiter atau disebut Jupiter gravity assist (JGA).
Mesin pencari yang digunakan adalah NASA Ames Research Center Trajectory Browser untuk membuat desain lintasan wahana dengan tujuan akhir wahana mengorbit Saturnus. Situs ini menyelesaikan masalah nilai batas orbit yang dinamai Lambert’s problem untuk menentukan waktu peluncuran dan keperluan energi peluncuran dari tahun 2030 hingga 2040 sesuai dengan ketersediaan wahana peluncur yang mampu membawa wahana antariksa dengan lintasan direct menuju Saturnus. Pada tulisan ini, Penulis tidak mempertimbangkan keberadaan satelit dan cincin Saturnus. Jika lintasan direct dan lintasan JGA dibandingkan, maka lintasan direct memerlukan energi peluncuran dan bahan bakar yang lebih banyak, tetapi waktu yang diperlukan untuk sampai Saturnus lebih singkat.