digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Realisasi produksi minyak sebagai key performance indikator (KPI) Regional pada tahun 2021 belum tercapai sesuai target. Hal ini disebabkan banyaknya sumur produksi di lapangan yang mengalami low dan off produksi. Penurunan produksi dari sumur-sumur yang mengalami permasalahan ikan berkontribusi besar terhadap kegagalan dalam mencapai target produksi minyak sehingga mengakibatkan kehilangan produksi sebesar 122.795 barel minyak. Permasalahan ikan sendiri adalah kegagalan memproduksikan suatu sumur dikarenakan adanya hambatan di dalam sumur yang mana pipa-pipa atau peralatan yang tertinggal atau terjatuh ke dalam lubang sumur menghalangi produksi minyak dan gas atau bahkan menyebabkan proses produksi sumur terhenti. Tujuan dari tugas akhir ini adalah melakukan evaluasi untuk menemukan penyebab kegagalan dalam mengeksekusi sumur dengan permasalahan ikan, dan mengusulkan solusi terbaik untuk meminimalisir kegagalan dalam pekerjaan pemancingannya. Penelitian ini memanfaatkan metode PDCA yang telah banyak digunakan dan terbukti meningkatkan kinerja operasional di berbagai sektor bisnis. Prosedur perbaikan dilakukan dengan mengikuti tahapan Plan, Do, Check and Action. Alternatif solusi terbaik ditentukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan analisa akar penyebab masalah didapati bahwa dari aspek metode penyebab kehilangan produksi dari sumur sumur yang mengalami permasalahan ikan adalah tidak adanya metode yang dapat mengurai dan menyeleksi tingkat kompleksitas dari pekerjaan pemancingan ikan di sumur. Hal ini menyebabkan ketidakpastian kompleksitas pekerjaan fishing menjadi tinggi, penentuan sulit tidaknya suatu pekerjaan fishing hanya berdasarkan pengalaman dan insting dari personil tanpa disertai metode khusus sebagai dasar penentuan apakah pekerjaan fishing sumur tertentu layak dilakukan atau tidak. Kondisi aktualnya pekerjaan fishing hanya didasarkan pada potensi produksi yang dapat dihasilkan namun tidak mempertimbangkan aspek lama hari operasi dan keekonomian pekerjaan Identifikasi dan analisis FMEA dilakukan untuk menentukan faktor penyebab dominan. Analisis risiko juga telah dilakukan untuk mengetahui risiko dan dampak dari sumur eksisting tidak dapat diproduksikan karena problem fish tergolong risiko tinggi dengan kerugian sebesar USD 9.176.000 terhadap perusahaan. Alternatif solusi terbaik ditentukan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), sehingga diperoleh hasil bahwa diperlukan suatu metode untuk melakukan seleksi kandidat sumur dengan problem fish sekaligus metode ini dapat mengukur tingkat kompleksitas pekerjaan fishing job tersebut. Solusi ini dilakukan dengan menggunakan metode screening formula. Empat elemen rencana perbaikan pekerjaan pemancingan diolah dalam metode Formula Screening: pemilihan calon sumur secara tepat dan cepat; penilaian kompleksitas pekerjaan penangkapan ikan; menetapkan batas-batas keekonomian untuk pekerjaan penangkapan ikan (parameter cut off); dan memaksimalkan kolaborasi kerja melalui pengorganisasian tanggung jawab proyek dan rantai komando. Representasi numerik dari kompleksitas relatif dari beberapa parameter yang terlibat dalam operasi penangkapan ikan disediakan oleh metode ini. Data diolah ke dalam Excel menggunakan proses kuantifikasi statis. Data masukan berupa data teknis dan ekonomi dengan total skor maksimal 20. Perbaikan dengan menggunakan screening formula dapat mencegah kerugian dan mengeliminasi kegagalan dalam pekerjaan pemancingan.