2024_TS_PP_HARIS FADILAH_29121275_Full Thesis_Ok.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Yose Ali Rahman
Realisasi produksi minyak sebagai key performance indikator (KPI) Regional pada
tahun 2021 belum tercapai sesuai target. Hal ini disebabkan banyaknya sumur
produksi di lapangan yang mengalami low dan off produksi. Penurunan produksi
dari sumur-sumur yang mengalami permasalahan ikan berkontribusi besar
terhadap kegagalan dalam mencapai target produksi minyak sehingga
mengakibatkan kehilangan produksi sebesar 122.795 barel minyak. Permasalahan
ikan sendiri adalah kegagalan memproduksikan suatu sumur dikarenakan adanya
hambatan di dalam sumur yang mana pipa-pipa atau peralatan yang tertinggal
atau terjatuh ke dalam lubang sumur menghalangi produksi minyak dan gas atau
bahkan menyebabkan proses produksi sumur terhenti.
Tujuan dari tugas akhir ini adalah melakukan evaluasi untuk menemukan penyebab
kegagalan dalam mengeksekusi sumur dengan permasalahan ikan, dan
mengusulkan solusi terbaik untuk meminimalisir kegagalan dalam pekerjaan
pemancingannya. Penelitian ini memanfaatkan metode PDCA yang telah banyak
digunakan dan terbukti meningkatkan kinerja operasional di berbagai sektor
bisnis. Prosedur perbaikan dilakukan dengan mengikuti tahapan Plan, Do, Check
and Action. Alternatif solusi terbaik ditentukan dengan menggunakan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP).
Berdasarkan analisa akar penyebab masalah didapati bahwa dari aspek metode
penyebab kehilangan produksi dari sumur sumur yang mengalami permasalahan
ikan adalah tidak adanya metode yang dapat mengurai dan menyeleksi tingkat
kompleksitas dari pekerjaan pemancingan ikan di sumur. Hal ini menyebabkan
ketidakpastian kompleksitas pekerjaan fishing menjadi tinggi, penentuan sulit
tidaknya suatu pekerjaan fishing hanya berdasarkan pengalaman dan insting dari
personil tanpa disertai metode khusus sebagai dasar penentuan apakah pekerjaan
fishing sumur tertentu layak dilakukan atau tidak. Kondisi aktualnya pekerjaan
fishing hanya didasarkan pada potensi produksi yang dapat dihasilkan namun tidak
mempertimbangkan aspek lama hari operasi dan keekonomian pekerjaan
Identifikasi dan analisis FMEA dilakukan untuk menentukan faktor penyebab
dominan. Analisis risiko juga telah dilakukan untuk mengetahui risiko dan dampak dari sumur eksisting tidak dapat diproduksikan karena problem fish tergolong
risiko tinggi dengan kerugian sebesar USD 9.176.000 terhadap perusahaan.
Alternatif solusi terbaik ditentukan dengan menggunakan metode Analytic
Hierarchy Process (AHP), sehingga diperoleh hasil bahwa diperlukan suatu
metode untuk melakukan seleksi kandidat sumur dengan problem fish sekaligus
metode ini dapat mengukur tingkat kompleksitas pekerjaan fishing job tersebut.
Solusi ini dilakukan dengan menggunakan metode screening formula. Empat
elemen rencana perbaikan pekerjaan pemancingan diolah dalam metode Formula
Screening: pemilihan calon sumur secara tepat dan cepat; penilaian kompleksitas
pekerjaan penangkapan ikan; menetapkan batas-batas keekonomian untuk
pekerjaan penangkapan ikan (parameter cut off); dan memaksimalkan kolaborasi
kerja melalui pengorganisasian tanggung jawab proyek dan rantai komando.
Representasi numerik dari kompleksitas relatif dari beberapa parameter yang
terlibat dalam operasi penangkapan ikan disediakan oleh metode ini. Data diolah
ke dalam Excel menggunakan proses kuantifikasi statis. Data masukan berupa data
teknis dan ekonomi dengan total skor maksimal 20. Perbaikan dengan
menggunakan screening formula dapat mencegah kerugian dan mengeliminasi
kegagalan dalam pekerjaan pemancingan.