ABSTRAK Ardhya Garini
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Cover - Ardhya Garini
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 - Ardhya Garini
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - Ardhya Garini
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - Ardhya Garini
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - Ardhya Garini
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - Ardhya Garini
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - Ardhya Garini
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Polusi cahaya merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh seluruh dunia karena secara bertahap polusi cahaya dapat mengurangi kemampuan untuk mengamati bintang. Polusi cahaya juga memiliki dampak yang signifikan terhadap visibilitas objek astronomi, terutama pada berbagai tahap twilight. Twilight merupakan peralihan malam menuju siang akibat rotasi Bumi. Pengamatan fase twilight yaitu mengamati perubahan kecerahan langit dari gelap menuju terang. Fase twilight terbagi menjadi 3(tiga) yaitu civil, nautikal, dan astronomical. Waktu twilight terjadi saat posisi Matahari masih di bawah ufuk. Perhitungan besar sudut depresi Matahari saat twilight diperlukan untuk menghitung nilai kecerahan langit untuk mengetahui adanya polusi cahaya pada suatu lokasi tertentu. Untuk menentukan twilight dilakukan dengan mengamati perubahan kecerahan langit secara akurat dengan menggunakan alat bantu pengukur kecerahan langit malam yaitu SQMpada 3 lokasi yaitu, Sumedang, Garut dan Agam. Kecerahan langit diukur dengan interval waktu 60 detik. Analisis data dilakukan dengan metode Single dan double difference, Moving average, dan Polynomial. Hasil yang diperoleh menggunakan serangkaian metode tersebut yaitu, diperoleh rata-rata kecerahan langit untuk Sumedang, Garut, dan Agam yaitu 19.38 mpdbp, 21.39 mpdbp, dan 21.19 mpdbp. Adapun rata-rata waktu dan sudut depresi Matahari saat fase civil twilight di Sumedang 06:00 WIB -5.516o; 18:25 WIB -5.505o, nautikal twilight 05:33 WIB -11.717o; 18:49 WIB -11.095o, astronomical twilight 05:11 WIB -16.780o; 19:15 WIB -17.155o. Rata-rata waktu kemunculan fase civil twilight pada saat fajar dan senja di Garut 06:10 WIB -5.800o; 18:34 WIB -5.372o, nautikal twilight 05:44 WIB -11.862o; 19:01 WIB -11.665o, dan astronomical twilight 05:18 WIB -17.863o; 19:31 WIB -18.591o. Rata-rata waktu kemunculan fase civil twilight pada saat fajar dan senja di Agam 06:27 WIB -5.882o; 19:04 WIB -5.060o, nautikal twilight 06:01 WIB -11.865o; 19:29 WIB -10.662o, dan astronomical twilight 05:35 WIB -17.976o; 19:43WIB -16.157o.