digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ahmad Fakhruddin
PUBLIC Dewi Supryati

Bekerja di perkebunan kelapa sawit sering kali melibatkan masalah ergonomi yang dapat berdampak pada keluhan gangguan otot rangka. Penelitian sebelumnya mengungkapkan sebanyak 87,1% pekerja sawit mengeluhkan nyeri punggung bagian bawah, 94,3% mengeluhkan nyeri punggung bagian atas hingga prevalensi total gangguan otot rangka pada bagian tubuh manapun selama 12 bulan terakhir sebesar 93%. Beberapa penelitian mengungkapkan faktor risiko yang terkait dengan keluhan gangguan otot rangka pada pekerja kelapa sawit, diantaranya adalah faktor risiko individu, fisik dan pekerjaan. Adapun faktor risiko psikososial dan organisasi belum dikaji pada pekerja kelapa sawit. Padahal pekerja kelapa sawit di Indonesia sering kali dihadapkan pada masalah psikososial seperti rendahnya upah, ketidakpuasan kerja, kurangnya otonomi dan dukungan sosial serta beban kerja yang tinggi. Selain itu pekerja kelapa sawit juga dihadapkan pada masalah organisasi seperti target kerja harian yang tinggi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan model faktor risiko gangguan otot rangka pada pemanen kelapa sawit. Faktor risiko yang diuji dalam penelitian ini terdiri dari risiko fisik, pekerjaan, psikososial dan organisasi. Penelitian cross sectional dilakukan di antara 211 pemanen perkebunan kelapa sawit di PTPN VIII Desa Sukamaju, Parakansalak, Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat untuk melihat hubungan kelima faktor risiko tersebut terhadap keluhan gangguan otot rangka. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2022. Kuesioner umum disebar ke seluruh partisipan. Kuesioner berisi pertanyaan tertutup yang diintegrasikan dengan kuesioner berisi pekerjaan milik Karasek (Karasek’s Job Content Questionnaire), kuesioner ERI (Effort Reward Imbalance) yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia serta kuesioner Nordic yang digunakan untuk menentukan keluhan gangguan otot rangka pada seluruh bagian tubuh. Terdapat 61 indikator yang digunakan untuk mengukur 5 konstruk penelitian. Data yang didapat diolah menggunakan metode PLS SEM dengan bantuan perangkat lunak SmartPLS. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa risiko fisik, pekerjaan, psikososial dan organisasi signifikan berpengaruh pada kehadiran keluhan gangguan otot rangka pada pemanen kelapa sawit. Indikator dari faktor risiko yang terlibat dalam kehadiran keluhan gangguan otot rangka selama 7 hari dan 12 bulan terakhir diantaranya beban pekerjaan yang berat seperti mengangkat dan mendorong beban yang berat serta posisi janggal saat bekerja (risiko fisik), durasi kerja dan waktu istirahat (risiko pekerjaan), beban psikologis, keleluasaan membuat keputusan saat bekerja dan dukungan sosial berupa hubungan kerja dan bantuan dari supervisor atau rekan kerja (risiko psikososial) dan timbal balik dari supervisor atau rekan kerja atas pekerjaan yang telah dilakukan serta tekanan waktu atas target pekerjaan yang diberikan (risiko organisasi). Rancangan intervensi dibuat secara multifaktoral yang didasari oleh indikator dari seluruh faktor risiko yang signifikan berpengaruh pada keluhan gangguan otot rangka selama 7 hari dan 12 bulan terakhir. Berdasarkan hal tersebut, rancangan intervensi yang dikembangkan untuk mengurangi keluhan gangguan otot rangka adalah perbaikan disain atau pembaharuan alat untuk mengangkat dan memanen, pelatihan ergonomi dan dukungan alat bantu, promosi kesehatan dan keselamatan kerja secara periodik dengan pengawasan yang ketat, perbaikan kebijakan mengenai rancangan kerja pemanen kelapa sawit, peningkatan imbalan kerja berupa penyesuaian gaji pemanen agar sesuai dengan UMK Kota Sukabumi dan perbaikan implementasi pengarahan pagi / sore.