digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Katai putih karbon-oksigen (CO) dan bintang helium dapat menjadi salah satu kombinasi yang dapat berujung pada accretion-induced collapse (AIC). Selama evolusi, apabila laju akresi melebihi batas kritis (2.5×10?6 M?/tahun) maka akan terjadi carbon burning off-center (CBC) yang menghasilkan perambatan flame ke arah pusat katai putih CO. Flame ini mengubah katai putih CO menjadi katai putih ONe (oksigen-neon) atau OSi (oksigen-silikon). Namun, perambatan tersebut dapat terganggu apabila convective boundary mixing (CBM) ikut diperhitungkan. Penelitian ini menggunakan MESA untuk menganalisis evolusi jangka panjang katai putih CO yang mengakresi helium dengan massa awal 0.7, 0.8, dan 0.9 M?. Laju akresi bernilai konstan sebesar 4 × 10?6 M?/tahun. Hasil luminositasnya cenderung tetap dari awal hingga setelah terjadinya CBC untuk ketiga model. Ledakan CBC dimulai di dekat permukaan dan terhenti di koordinat massa sekitar 1.1 M? untuk ketiga massa. Flame terhenti akibat pengaktifan salah satu fitur CBM yaitu overshoot yang dapat mengganggu perambatan flame. Reaksi nuklir CBC meningkatkan elemen 20Ne, 24Mg, dan 28Si di daerah yang dilalui flame. Hasil akhir yang didapatkan berupa katai putih CO yang diselubungi oleh ONe. Jika akresi terus berlanjut, maka diprediksi bahwa katai putih akan mengalami Type Ia Supernova (SN Ia) saat massanya mendekati Massa Chandrasekhar (MCh). Meskipun begitu, model katai putih tanpa overshoot menunjukkan bahwa flame akan merambat menuju pusat walaupun komputasi tidak diikuti sepenuhnya. Komponen CO akan berubah menjadi ONe dan bisa berujung ke AIC apabila akresi dilanjutkan.