Katai putih karbon-oksigen (CO) dan bintang helium dapat menjadi salah
satu kombinasi yang dapat berujung pada accretion-induced collapse (AIC).
Selama evolusi, apabila laju akresi melebihi batas kritis (2.5×10?6 M?/tahun)
maka akan terjadi carbon burning off-center (CBC) yang menghasilkan perambatan
flame ke arah pusat katai putih CO. Flame ini mengubah katai putih
CO menjadi katai putih ONe (oksigen-neon) atau OSi (oksigen-silikon).
Namun, perambatan tersebut dapat terganggu apabila convective boundary
mixing (CBM) ikut diperhitungkan. Penelitian ini menggunakan MESA untuk
menganalisis evolusi jangka panjang katai putih CO yang mengakresi helium
dengan massa awal 0.7, 0.8, dan 0.9 M?. Laju akresi bernilai konstan sebesar
4 × 10?6 M?/tahun. Hasil luminositasnya cenderung tetap dari awal
hingga setelah terjadinya CBC untuk ketiga model. Ledakan CBC dimulai
di dekat permukaan dan terhenti di koordinat massa sekitar 1.1 M? untuk
ketiga massa. Flame terhenti akibat pengaktifan salah satu fitur CBM yaitu
overshoot yang dapat mengganggu perambatan flame. Reaksi nuklir CBC
meningkatkan elemen 20Ne, 24Mg, dan 28Si di daerah yang dilalui flame. Hasil
akhir yang didapatkan berupa katai putih CO yang diselubungi oleh ONe. Jika
akresi terus berlanjut, maka diprediksi bahwa katai putih akan mengalami
Type Ia Supernova (SN Ia) saat massanya mendekati Massa Chandrasekhar
(MCh). Meskipun begitu, model katai putih tanpa overshoot menunjukkan
bahwa flame akan merambat menuju pusat walaupun komputasi tidak diikuti
sepenuhnya. Komponen CO akan berubah menjadi ONe dan bisa berujung ke
AIC apabila akresi dilanjutkan.