2024_TS_PP_MUHAMMAD_NAJIH_FASYA_DAFUS.pdf
EMBARGO  2027-01-16 
EMBARGO  2027-01-16 
2024_TS_PP_MUHAMMAD_NAJIH_FASYA_LAMPIRAN.pdf
EMBARGO  2027-01-16 
EMBARGO  2027-01-16 
Pengembangan pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta masih mengalami permasalahan khususnya dalam aspek transportasi kepariwisataan. Permasalahan utama yang dimiliki adalah belum adanya sistem manajemen transportasi yang memadai dalam sistem transportasi kepariwisataan dengan mengintegrasikan supply (transportasi kepariwisataan) dan demand (wisatawan). Dalam konteks pembangunan di wilayah DIY, transportasi direncanakan tidak hanya sekedar mendukung pembangunan di DIY tetapi harus mampu menjadi bagian dari arah pembangunan di DIY, yang mengedepankan sektor wisata, pendidikan dan budaya. Artinya transportasi harus menjadi bagian dari pendidikan, wisata dan budaya.
Penelitian-penelitian sebelumnya masih secara parsial menjelaskan antara integrasi antar moda transportasi dengan kepariwisataan, sehingga belum ada integrasi antara supply (transportasi kepariwisataan) dan demand (wisatawan) dan tidak terintegrasi secara holistik namun spesifik. Sehinggga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh integrasi moda transportasi publik terhadap jenis pariwisata dan karakteristik wisatawan mancanegara. Penelitian ini memiliki manfaat untuk memberikan wawasan kepada pembaca mengenai pengaruh integrasi moda transportasi publik terhadap jenis pariwisata dan karakteristik wisatawan mancanegara. Selain itu secara praktis penelitian ini juga memiliki manfaat sebagai sebuah masukan bagi para pemangku kepentingan di wilayah studi untuk mengembangkan sektor pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta maupun lokasi lain yang relevan dengan topik dan hasil penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik pengumpulan data primer dan teknik pengumpulan data sekunder. Teknik pengumpulan data primer yang dilakukan oleh peneliti melalui observasi, wawancara serta mengajukan kuisioner kepada responden. Selain itu sumber data sekunder penelitian ini berasal dari dokumen resmi pemerintah. Secara umum transportasi publik di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terdiri dari prasarana transportasi publik, moda transportasi publik dan transportasi pariwisata. Prasarana transportasi publik di DIY terdiri dari
Terminal Penumpang (Transportasi Darat), Stasiun (Transportasi Perkeretaapian) dan Bandara (Transportasi Udara). Namun DIY juga dilayani transportasi non publik berupa taksi online, rental kendaraan becak dan andong serta transportasi pariwisata.
Hasil penelitian menunjukkan Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 313 ODTW yang terbagi menjadi 157 ODTW Alam, 83 ODTW Buatan, 70 ODTW Budaya dan 3 ODTW Minat Khusus. Mayoritas responden wisatawan mancanegara di DIY termasuk kedalam karakteristik psikografi Mid-centric sebesar 92,52%. Sedangkan 7,48% sisanya adalah wisatawan mancanegara di DIY yang tegolong dalam karakteristik psikografi Psychocentric. Lalu seluruh responden wisatawan mancanegara (100%) secara karakteristik perilaku merupakan jenis wisatawan Individual Mass Tourist. Dari penilaian integrasi antar moda transportasi publik di DIY di empat simpul transportasi DIY juga dinilai sudah tergolong baik. Namun pada umumnya integrasi transportasi publik dengan obyek daya tarik wisata (ODTW) di DIY masih lemah. Meskipun nilai rata-rata integrasi mencapai 95,31%, namun yang perlu menjadi penekanan dan penegasan disini adalah aspek nilai integrasi yang tidak memenuhi merupakan aspek krusial dalam kinerja operasional transportasi publik, yaitu aspek operasional dengan indikator ketepatan jadwal keberangkatan, ketepatan jadwal kedatangan, dan waktu tunggu.
Apabila melihat demand wisatawan khususnya wisatawan mancanegara berdasarkan jumlah dan jenis ODTW yang dikunjungi, maka integrasi antar moda transportasi publik dengan ODTW di DIY untuk segmentasi wisatawan mancanegara sudah baik. Namun tinggi nya demand wisman di beberapa ODTW tersebut sudah tercover secara aksesibilitas melalui moda transportasi yang digunakan mayoritas wisman yaitu dengan menggunakan rental/sewa kendaraan. Hal tersebut menjadi relevan dengan hasil uji statistik melalui analisis regresi ordinal dimana hanya 22,47% pengaruh integrasi transportasi publik terhadap jenis ODTW dan karakteristik wisman jika dilihat dari persepsi wisman terhadap integrasi transportasi publik dengan obyek daya tarik wisata di DIY.