2001 TS PP GOLFINA SEPTRIKA 1-COVER.pdf
2001 TS PP GOLFINA SEPTRIKA 1-BAB 1.pdf
2001 TS PP GOLFINA SEPTRIKA 1-BAB 2.pdf
2001 TS PP GOLFINA SEPTRIKA 1-BAB 3.pdf
2001 TS PP GOLFINA SEPTRIKA 1-BAB 4.pdf
2001 TS PP GOLFINA SEPTRIKA 1-BAB 5.pdf
2001 TS PP GOLFINA SEPTRIKA 1-BAB 6.pdf
2001 TS PP GOLFINA SEPTRIKA 1-PUSTAKA.pdf
Abstrak;
Dewasa ini kita hidup dalam suatu masyarakat informasi, dimana tenaga kerja yang memiliki potensi merupakan aset utama suatu organisasi masa depan (Drucker, 1992). Saat ini kita membutuhkan manusia yang memiliki potensi individual, yaitu pekerja yang memiliki karakter sikap dan perilaku, atau kemampuan individual yang relatif stabil ketika menghadapi suatu situasi di tempat kerja, yang terbentuk antara watak, konsep did, motivasi internal, serta kapasitas pengetahuan yang dimilikinya (Spencer, 1993). Kebanyakan organisasi kurang memahami potensi manusia/insani sebagai sumber utama dari modal maya (virtual capital) organisasi (Hartanto, 1998). Anggota organisasi yang memiliki potensi insani tinggi belum tentu berhasil membentuk masyarakat pengetahuan yang mampu membangun modal maya organisasi (Tjakraatmadja, 1999).
Proses transformasi dari potensi insani menjadi modal maya organisasi inilah yang menjadi fokus penelitian ini, dengan dibatasi pada proses transformasi potensi etikal individu menjadi modal kredibilitas organisasi/kelompok. Proses transformasi tersebut memerlukan adanya suatu media, yang menjadi habitat yang subur. Senge (1990) mengungkapkan adanya 5 (lima) disiplin yang membentuk lingkungan belajar dalam suatu organisasi. Kelima disiplin tersebut adalah disiplin belajar system thinking, personal mastery, mental models, shared vision, dan team learning. Di samping itu Anggota organisasi hanya akan bersedia metryumbangkan potensi insaninya bagi kepentingan organisasi jika di organisasi tersebut terdapat budaya kerja yang kondusif untuk itu, yang biasa dikenal sebagai budaya transformasional.
Penelitian ini bertujuan untuk manguji secara empirik bahwa modal kredibilitas kelompok hanya mungkin terbentuk dari potensi etikal individu yang bekerja di lingkungan belajar yang kondusif dan budaya transformasional. Berdasarkan data empirik dari 3 perusahaan Indonesia yang terdiri dari 41 kelompok atau unit kerja temyata hal ini belum dapat sepenulmya terbukti karena kualitas lingkungan belajar yang kurang memadai di ketiga perusahaan tersebut Penelitian ini barn dapat membuktikan bahwa potensi etikal individu tidak dapat secara langsung membentuk modal kredibilitas kelompok, namun hares melalui suatu lingkungan budaya yang transformasional.