Model penerimaan teknologi (TAM) mengusulkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan
dan persepsi kegunaan memprediksi penggunaan alat. Studi yang sedang berjalan menyelidiki
TAM untuk tugas-tugas yang berhubungan dengan pekerjaan dengan teknologi DubDub, dan
menggunakan TAM sebagai dasar untuk membuat hipotesis pengaruh variabel-variabel
tersebut terhadap penggunaan DubDub sebagai alat memantau kondisi jantung saat bekerja.
Kematian terhadap serangan jantung saat melakukan aktivitas menurut data kemenkes
diIndonesia sangat tinggi. Hal ini telah menjadi momok menakutkan bagi pekerja usia
produktif, sehingga perlu adanya alat yang dapat memonitor kondisi jantung secara realtime.
DubDub sebagai wearable electrocardiograph diharapkan mampu mengurangi tingkat
kematian akibat serangan jantung di Indonesia, walaupun DubDub tidak menggantikan
kegunaan ECG yang berada dirumah sakit. Studi ini berfokus pada penyelidikan penerimaan
pengguna individu terhadap DubDub di masyarakat sebagai alat monitor jantung yang efektif.
Ini mengembangkan model penggunaan teknologi untuk kesehatan. Kontribusi penelitian ini
ada tiga. Pertama, penelitian ini dapat membantu mengidentifikasi apakah pengguna ingin
menerima DubDub atau sebaliknya. Kedua, penelitian ini akan membantu menentukan faktor
apa saja yang signifikan dalam menjelaskan niat terhadap DubDub. Sebuah upaya dilakukan
apakah keyakinan sikap seperti persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi kegunaan
memiliki hubungan terhadap adopsi DubDub. Ketiga, penelitian ini termasuk yang pertama
menggunakan model penerimaan teknologi dalam konteks telemedicine.