digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Emas merupakan sebuah unsur berharga yang memiliki sejarah panjang sebagai mata uang dan perhiasan serta memiliki banyak manfaat penting dalam industri modern. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tambang penghasil emas. Tambang-tambang tersebut, tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan memiliki peran penting penting dalam perekonomian Negara Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia yang terdapat penambangan emas adalah Daerah Tumpangpitu yang terletak di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Daerah Tumpangpitu berdasarkan data Joint Ore Reserves Comitte (JORC) terdapat cadangan mineral emas sebesar 794 juta gram pada endapan porfiri dan 70 juta gram pada endapan epitermal. Lokasi penelitian berada di area Pit A, pada Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Bumi Suksesindo dengan koordinat X: 173500-174550 dan Y: 9045700-9046900, secara administratif terletak pada Daerah Tumpangpitu, Desa Pancer, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Penelitian ini membahas mengenai karakteristik emas pada sampel batuan yang terdapat di zona oksida, transisi, dan sulfida yang memiliki pengaruh dalam proses ektraksi emas dari tubuh bijih, sedangkan tujuan dilakukan penelitian tesis ini adalah mendapatkan perbandingan karakteristik emas pada sampel batuan yang terdapat di zona oksida, transisi, dan sulfida serta mendapatkan hubungan antara karakteristik emas tehadap efektivitas nilai recovery emas pada sampel tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan tingkat oksidasi batuan yang terdapat di daerah penelitian. Tingkat oksidasi pada batuan tersebut dibagi menjadi tiga berdasarkan dari jumlah prosentase kehadiran mineral sulfida dalam batuan. Batuan oksida merupakan batuan dengan komposisi mineral oksida seluruhnya (seluruh mineral sulfida dalam batuan telah terubah menjadi mineral oksida), batuan transisi merupakan batuan dengan komposisi mineral yang masih menunjukan kehadiran mineral sulfida dan oksida, sedangkan batuan sulfida merupakan batuan dengan kehadiran mineral sulfida tanpa kehadiran mineral oksida. Pengambilan sampel batuan dilakukan pada wallrock dan sample drillcore yang dibedakan berdasarkan tingkat okisidasi (sulfida, transisi, dan oksida) dan kadar Au dalam batuan. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah Analytical Spectral Device (ASD) dan Assay yang dilakukan di PT Bumi Suksesindo, sedangkan identifikasi karakteristik emas dilakukan dengan menggunakan analisis petrografi dan Scanning Electron Microscopy Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDS) dilakukan di Laboratorium Balai Besar Pengujian Minyak “Lemigas” Jakarta. Litologi yang menyusun daerah penelitian terdiri atas litologi dasit dan breksi dengan matriks yang dominan serta telah mengalami alterasi kuat dicirikan dengan kehadiran kelompok mineral ubahan silika + alunit ± dickit, silika + kaolinit ± dickit, dan kaolinit + dickit ± silika. Hasil identifikasi karakteristik emas yang terdapat pada sampel oksida berupa adsorbed gold (surface-bound gold), sedangkan emas pada batuan transisi dan sulfida berupa invisible gold atau submicroscopic gold sebagai solid solution gold. Nilai recovery emas yang didapatkan bottle roll test yaitu 80%, sedangkan nilai recovery yang diperoleh dengan membandingkan antara nilai Au/CN dan Au/FA relatif tinggi, yaitu dominan lebih dari 80%, dengan nilai rata-rata recovery adalah 78%. Pada batuan transisi nilai recovery emas yang didapatkan berdasarkan uji bottle roll test yaitu 62%, sedangkan nilai recovery yang diperoleh dengan membandingkan antara nilai Au/CN dan Au/FA relatif sedang, dengan nilai rata-rata recovery adalah 60%. Pada batuan sulfida nilai recovery emas yang didapatkan dengan membandingkan antara nilai Au/CN tdan Au/FA nilai recovery yang diperoleh relatif rendah, dengan nilai rata-rata recovery adalah 26%. Perbedaan nilai recovery emas tiap sampel menunjukan bahwa karakteristik emas pada sampel batuan di zona oksida, transisi, dan sulfida berpengaruh terhadap proses ektraksi emas dari tubuh bijih yang menggunakan metode heap leach. Penggunaan sianida dalam pengolahan emas pada sampel transisi dan sulfida belum dapat menghasilkan nilai recovery emas yang optimal.