digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800








2022_TS_PP_ Fransisca_Rimbunita_Salusu_DAFUS.pdf
EMBARGO  2027-01-12 

2022_TS_PP_ Fransisca_Rimbunita_Salusu_LAMPIRAN.pdf
EMBARGO  2027-01-12 

Pariwisata budaya telah menjadi tulang punggung ekonomi kreatif di Indonesia, dengan sejumlah potensi sektor ekonomi kreatif, keanekaragaman budaya, sumber daya alam, bonus demografi, dan pasar konsumen yang besar. Perempuan memainkan peran penting dalam pengembangan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata. Statistik menunjukkan bahwa persentase perempuan yang bekerja di sektor ekonomi kreatif lebih besar dari laki-laki. Namun, perempuan masih menghadapi tantangan dalam pekerjaan informal, termasuk risiko gaji yang tidak dibayar. Penelitian ini mencermati contoh konkret di To’barana’, Kabupaten Toraja Utara, di mana perempuan berperan dalam produksi tenun, salah satu daya tarik wisata budayanya. Mereka terlibat dalam hampir semua aspek produksi, mulai dari pemilihan bahan baku hingga produk jadi. Meskipun berkontribusi secara signifikan, perempuan seringkali menghadapi kendala seperti kurangnya keterampilan. Pendidikan dan pelatihan merupakan faktor penting dalam meningkatkan partisipasi perempuan dalam pengembangan pariwisata. Diperlukan langkah-langkah konkret dari pemerintah dan pemangku kepentingan untuk menyediakan akses pendidikan dan pelatihan yang lebih baik bagi perempuan. Pemberdayaan perempuan di To’barana’ tidak hanya penting untuk menjaga dan mengembangkan budaya tenun, tetapi juga untuk menciptakan pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing. Dengan peran aktif perempuan, sektor pariwisata dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi komunitas lokal dan memastikan kelestarian budaya lokal. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting yang mempengaruhi pengembangan peran perempuan dalam pariwisata. Hasil penelitian ini berhasil mengeksplorasi strategi pengembangan peran perempuan yang berfokus pada pariwisata berkelanjutan, wisata budaya tenun. Ini termasuk penyediaan pendidikan dan pelatihan yang merata, menciptakan atraksi wisata baru, kerjasama dengan pengrajin tenun dan cinderamata lainnya, hingga inovasi dalam desain produk. Dengan demikian, penelitian ini memberikan wawasan penting tentang strategi untuk meningkatkan peran perempuan dalam menjaga pariwisata dapat berkelanjutan.