digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Endapan mangan di Indonesia memiliki karakteristik yang beragam, terutama terkait dengan perbedaan kondisi geologi dan lingkungan di berbagai wilayah. Beberapa karakteristik utama endapan mangan ini mencakup variasi mineralogi dan kandungan unsur yang mempengaruhi pembentukan endapan serta lingkungannya. Mangan di alam umumnya terdapat pada mineral manganit, rodonit, rodokrosit dan pirolusit. Bijih utama pembawa mangan yang umum di Indonesia adalah pirolusit dan psilomelan. Mineralisasi mangan terindikasi di Daerah Maronge dan Lape. Mineralisasi mangan di Bukit Aiyasa, Daerah Maronge dijumpai diantara batuan andesit–breksi andesit, berupa bongkah dan singkapan. Hasil analisis kimia pada bongkah mangan menunjukkan kadar mangan tertinggi Mn total 20,53 %w/w, MnO2 25,83 %w/w dan MnO 5,43 %w/w. Sedangkan pada singkapan batuan mangan menunjukkan kadar mangan tertinggi Mn total 12,34 %w/w, MnO2 9,33 %w/w dan MnO 8,32 %w/w. Mineral mangan yang dijumpai di Daerah Maronge adalah pirolusit dan braunit yang berasosiasi dengan piemontit, kuarsa, kalsit, plagioklas dan fosil. Mangan di Daerah Lape dijumpai dalam bentuk bongkah–subcrop dan float diantara batuan andesit. Hasil analisis kimia menunjukkan kadar mangan tertinggi Mn total 20,53 %w/w, MnO2 25,83 %w/w dan MnO 5,43 %w/w. Mineral mangan di Daerah Lape yaitu pirolusit yang berasosiasi dengan hematit, hydrous iron oxide, piemontit dan kuarsa. Kalkulasi data major element dan trace element dalam diagram Nicholson (1992), menunjukkan endapan mangan Daerah Maronge dan Lape merupakan endapan mangan tipe sedimenter, dengan lingkungan pengendapan fresh water menuju shallow marine.