Bagi penulis, alam memainkan peran yang sangat penting dalam hidupnya. Alam
sebagai guru, alam sebagai inspirasi dan alam sebagai studio. Alam yang tenang
mampu membantu dirinya untuk mencapai ketenangan batin, dan alam mampu
membuat penulis merasa mendekatkan diri kepada sang pencipta, Allah SWT,
melalui rasa syukur atas nikmat yang diberikan dengan dimanjakannya indra yang
dimiliki dengan kehadiran alam ditengah keadaan realita yang membosankan atau
menekan batin. Di perjalanan ke alam penulis mendapatkan pelajaran berharga
mengenai penerimaan kehidupan dan takdir dari tumbuhan yakni tumbuhan pakis.
Tumbuhan pakis menerima takdir yang digariskan kepadanya untuk tumbuh di satu
tempat bagaimanapun keadaannya dan tidak dapat berpindah tempat, namun
tumbuhan-tumbuhan pakis tersebut tetap berhasil tumbuh hingga nanti akhir
masanya datang.
Penulis membuat rangakaian - rangkaian keramik dengan mengeksplorasi bentuk,
warna, pola dan tekstur daun pakis. Konfigurasi karya ini bersifat instalatif yang
melibatkan ruang pada dinding dan lantai. Tanaman pakis akan ditata dengan
komposisi yang tidak beraturan pada titik yang sudah ditetapkan. Dengan judul
karya “Learn From Ferns” penulis berharap kepada audiens yang melihat karya ini
dapat mengambil pelajaran bahwa untuk mencapai ketenangan batin kita perlu
menerima keadaan dan diri kita sendiri seburuk apapun itu, karena dari penerimaan
itulah kita mampu bertahan hidup dan bertumbuh. Dalam karya ini, penulis
mengadaptasi pemikiran amor fati oleh filsuf Nietzsche