digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Oktrilina Amelia
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Oktrilina Amelia
PUBLIC Latifa Noor

COVER Oktrilina Amelia
EMBARGO  2027-02-16 

BAB1 Oktrilina Amelia
EMBARGO  2027-02-16 

BAB2 Oktrilina Amelia
EMBARGO  2027-02-16 

BAB5 Oktrilina Amelia
EMBARGO  2027-02-16 

Pemanfaatan sinar radiasi gama saat ini merambah pada proses sterilisasi produk makanan. Keunggulan penggunaan teknik iradiasi dalam bidang pangan yaitu mampu mereduksi mikroorganisme sehingga menghambat laju pembusukan dan menyebabkan umur simpan yang lebih panjang. Keberhasilan proses sterilisasi dengan proses iradiasi gama dipengaruhi oleh ketepatan dosis serap bahan yang diiradiasi. Dosis radiasi yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerusakan pada produk atau produk tidak terbentuk sempurna. Oleh karena itu, pengukuran dan dosis radiasi menjadi hal yang penting guna menjaga kualitas produk yang dihasilkan serta sebagai bentuk validasi dan kontrol. Salah satu jenis dosimeter dengan sistem kerja sederhana, instan serta memberikan informasi secara langsung berdasarkan perubahan warna yang terjadi yaitu dosimeter radiokromik. Dosimeter radiokromik dapat mendeteksi keberadaan radiasi gama berdasarkan perubahan warna yang dapat diamati secara visual. Zat warna menjadi bahan utama dalam pembuatan dosimeter radiokromik. Penggunaan zat warna sintesis saat ini dibatasi mengingat dampak negatif ke lingkungan dan bersifat toksik. Dampak negatif tersebut mendorong dilakukan penelitian mengenai pembuatan dosimeter radiokromik dengan indikator warna yang berasal dari alam seperti ekstrak tumbuhan berwarna untuk mengurangi resiko berbahaya bagi manusia dan lebih ramah lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk pengembangan dalam pembuatan larutan dosimeter radiokromik menggunakan zat warna alami berupa ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L). Proses ekstraksi bunga telang dilakukan menggunakan metode sederhana yaitu maserasi. Untuk meningkatkan sensitifitas ditambahkan polimer alami berupa polivinil alkohol 5 % dan garam anorganik berupa MgCl2 1 M. Larutan indikator dosimeter radiokromik dibuat dengan tiga variasi yaitu ekstrak bunga telang, ekstrak bunga telang- polivinil alkohol dan ekstrak bunga telang-polivinil alkohol-MgCl2 dengan rasio 1:1. Indikator radiokromik selanjutnya diuji menggunakan sumber radiasi Co-60 pada rentang dosis 1-4 kGy dengan laju dosis 2,778 kGy/jam. Dosis radiasi 1 kGy dibutuhkan waktu paparan radiasi ± 21 menit, dosis radiasi 2 kGy ± 43 menit, dosis radiasi 3 kGy ± 64 menit dan dosis radiasi 4 kGy ± 86 menit. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR dan kolorimeter. Reaksi yang terjadi pada larutan indikator dosimeter radiokromik dari ekstrak bunga telang setelah melalui uji paparan radiasi gama pada dosis 1-4 kGy menunjukkan adanya fenomena pemudaran warna yang dapat diamati secara visual. Pemudaran warna yang terjadi pada larutan indikator radiokromik setelah dipaparkan radiasi gama menandakan bahwa larutan ekstrak telang memiliki sifat radiokromik yang dapat digunakan sebagai zat warna dalam indikator radiokromik dikarenakan kemampuannya dalam merespon adanya energi paparan radiasi yang berdampak pada fenomena perubahan warna. Pemudaran warna tersebut dikarenakan kehadiran senyawa turunan antosianin yaitu delpinidin yang terkandung dalam larutan ekstrak bunga telang. Senyawa delpinidin yang memberikan warna ungu-biru pada ekstrak bunga telang terdeteksi keberadaannya pada panjang gelombang 622 nm. Keberadaan senyawa tersebut menyebabkan ekstrak bunga telang berpotensi sebagai zat warna dalam pembuatan larutan indikator dosimeter radiokromik. Fenomena degradasi warna dari ekstrak bunga telang mencapai 66,65 % pada dosis radiasi 4 kGy. Penambahan zat aditif berupa polivinil alkohol mampu meningkatkan sensitivitas larutan indikator dosimeter radiokromik hingga 0,234/kGy dengan persen dekolorisasi tertinggi yaitu 91,73 %. Degradasi warna pada larutan indikator dosimeter radiokromik disebabkan adanya reaksi pemutusan ikatan pada senyawa delpinidin yang membentuk senyawa baru yaitu kalkon dan polivinil alkohol yang membentuk peroksil radikal. Larutan indikator dosimeter radiokromik dari ekstrak bunga telang dengan penambahan polivinil alkohol dan MgCl2 ini dapat menjadi alternatif yang ramah lingkungan karena dapat mendeteksi radiasi di rentang dosis 1–4 kGy serta dapat diaplikasikan dalam memonitor proses sterilisasi pangan.