digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Riri Aroma Nori
Terbatas Dwi Ary Fuziastuti
» ITB

Indonesia merupakan negara dengan potensi gempa yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan Indonesia terletak pada persilangan 3 lempeng besar yaitu Lempeng Eurasia, Indonesia-Australia, dan Pasifik. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya mitigasi untuk mengantisipasi bahaya gempa. Bentuk upaya mitigasi yang dapat dilakukan adalah melalui pengembangan penelitian tentang gempa, salah satunya penerapan proses stokastik titik spasial dengan pendekatan koordinat polar. Data yang diteliti adalah data gempa Sumatera Barat tahun 2000-2020. Data diseleksi pada kelas magnitudo ? 5 M dan kedalaman ? 100 km . Kemudian dipilih 5 tahun gempa dengan kejadian terbanyak yaitu tahun 2005, 2007, 2008, 2009, dan 2010. Lokasi acuan awal adalah Kota Padang dengan pertimbangan bahwa kota tersebut merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat. Proses partisi daerah polar menggunakan 2 jenis partisi yaitu partisi jenis I (jarak dan sudut tetap) dan jenis II (jarak berubah dan sudut tetap). Program partisi juga disertai perhitungan titik setiap sel menggunakan bantuan pemograman Google Collab. Hasil partisi yang diperoleh sejumlah 3600 sel untuk partisi jenis I dan 80.000 sel untuk partisi jenis II dengan masing-masing selnya memuat paling banyak 1 titik gempa. Penelitian ini juga melakukan penaksiran intensitas untuk mengukur dan menentukan laju kejadian gempa per satuan km 2. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa intensitas gempa untuk partisi jenis I dan II relatif sama. Selain itu, juga dilakukan perhitungan resiko gempa menggunakan model kesintasan parametrik mencakup model distribusi eksponensial, Weibull, dan lognormal. Pemodelan dilakukan dalam 2 variabel yaitu sudut (derajat) dan radius (km) lokasi gempa terhadap Kota Padang. Berdasarkan hasil pengujian BIC dan Wald Chi-Square, diperoleh model kesintasan terbaik untuk variabel sudut gempa adalah model distribusi lognormal untuk tahun 2005, 2008, dan 2010 serta model distribusi Weibul untuk tahun 2007 dan 2010. Adapun variabel jarak radius gempa, model kesintasan terbaik adalah model distribusi Weibull untuk kelima tahun gempa.