digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Duwi Hariyanto
PUBLIC Yati Rochayati

COVER Duwi Hariyanto
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 1 Duwi Hariyanto
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 2 Duwi Hariyanto
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 3 Duwi Hariyanto
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 4 Duwi Hariyanto
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 5 Duwi Hariyanto
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 6 Duwi Hariyanto
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 7 Duwi Hariyanto
PUBLIC Yati Rochayati



PUSTAKA Duwi Hariyanto
PUBLIC Yati Rochayati

Loop sirkulasi alami menjadi topik penting dalam analisis transfer panas pada pembangkit energi tanpa bantuan pompa resirkulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis parameter-parameter yang diperlukan dalam pengembangan loop garam cair. Analisis transisisi fase garam diselidiki secara eksperimental dan komputasional pada aparatus yang dibangun mengikuti pemanas pada loop sirkulasi alami. Variasi daya pemanasan dilakukan dalam mempelajari transisi fase garam NaNO3, garam KNO3, dan campuran eutektik dari keduanya. Pada daya yang sama, perbedaan efisiensi antara garam eutektik dan garam KNO3 mencapai 72,2%, sedangkan dengan garam NaNO3 mencapai 97,7%. Hasil eksperimental dan pemodelan menggunakan ANSYS Fluent menunjukkan bahwa temperatur leleh yang rendah dan panas laten yang rendah merupakan karakteristik penting dari garam sebagai pertimbangan fluida kerja untuk pemanasan yang efisien dalam loop garam cair. Analisis transfer panas pada loop garam cair berdasarkan sumber pustaka dimodelkan dengan bantuan perangkat lunak COMSOL Multiphysics. Pemodelan kondisi tunak, peningkatan daya, dan penurunan daya dari loop persegi panjang dengan fluida kerja garam NaNO3+KNO3 dilakukan dalam pekerjaan ini. Disamping itu, loop sirkulasi alami dibangun dalam pekerjaan ini untuk dianalisis secara eksperimental dan pemodelan. Dua jenis loop yang dibangun membentuk persegi panjang dan segi lima sembarang. Kedua jenis loop dilengkapi pemanas yang dibuat dari kawat nichrome, serta pendingin yang disusun dari pipa berdiameter kecil di dalam pipa berdiameter lebih besar sehingga fluida dapat dialirkan di antara anulus kedua pipa. Persentase perbedaan bilangan Reynolds antara fluks daya pemanas tertinggi dan terendah mencapai 38,7% pada loop segi lima sembarang. Hasil menunjukan bahwa semakin tinggi daya yang diberikan, semakin tinggi nilai bilangan Reynolds pada kondisi tunak. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang parameter-parameter dalam pengembangan loop garam cair dan potensi aplikasi teknologi pada pembangkit energi.