digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nawwaf I. Zahrani Setiabudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Nawwaf I. Zahrani Setiabudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Nawwaf I. Zahrani Setiabudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Nawwaf I. Zahrani Setiabudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Nawwaf I. Zahrani Setiabudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Nawwaf I. Zahrani Setiabudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Nawwaf I. Zahrani Setiabudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR Nawwaf I. Zahrani Setiabudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Penggunaan pendingin ruangan perlu diupayakan agar tetap berlangsung secara bertanggung jawab dan efisien. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan analisis kenyamanan termal. Metode PMV yang dikembangkan oleh Fanger adalah sebuah alat analisis kenyamanan termal yang menggunakan beragam besaran fisis untuk memprediksi sensasi termal yang mungkin dirasakan pada suatu ruangan dalam kondisi tertentu. Pada penelitian ini, telah dikembangkan suatu algoritma berbasis bahasa pemrograman Python yang berfungsi untuk menghitung PMV pada objek penelitian Ruang Kelas 2303 yang terletak di Gedung Freeport SBM ITB, dengan perhitungan PMV oleh kalkulator daring CBE Thermal Comfort Tool sebagai referensinya. Algoritma PMV tersebut didesain untuk menerima variabel masukan laju metabolisme, insulasi pakaian, kecepatan aliran udara, serta bacaan temperatur sensor dari ruangan yang diteliti. Hasil awal menunjukkan adanya galat yang cukup signifikan antara nilai PMV dari perhitungan kode hasil pengembangan algoritma dengan nilai PMV dari kalkulator daring. Karena hampir seluruh faktor perhitungan PMV dalam algoritma yang disusun pada penelitian ini telah diubah menjadi fungsi dari salah satu atau lebih variabel masukan yang nilainya tidak dapat diganggu gugat, penyimpangan dicurigai terjadi pada proses iterasi temperatur permukaan pakaian atau tcl. Hasil akhir proses iterasi yang tidak terprediksi serta rangkaian tahapan iterasi yang beragam dari satu algoritma ke algoritma lain membuat parameter tersebut memiliki probabilitas paling tinggi sebagai penyebab adanya galat pada nilai PMV perhitungan kode. Untuk mengetes hipotesis tersebut, dilakukanlah uji coba tcl untuk melihat hubungan yang terjalin antara parameter temperatur permukaan pakaian dengan hasil perhitungan PMV. Hasil uji coba menunjukkan bahwa tcl dan PMV memiliki hubungan berbanding terbalik yang sangat erat kaitannya dengan mekanisme termoregulasi yang ada di dalam tubuh manusia. Penalaan temperatur permukaan pakaian kemudian dilakukan hingga seluruh nilai PMV perhitungan kode mampu mendekati nilai PMV referensinya. Hubungan yang muncul antara temperatur permukaan pakaian awal dan revisi ternyata terlalu rumit untuk diekspresikan dalam suatu fungsi tunggal. Plot antara keduanya cenderung membentuk garis linier, namun persebaran datanya memperlihatkan seolah-olah terdapat faktor lain yang memengaruhi hubungan antara tcl awal dan revisi. Hubungan keduanya kemudian diplotkan untuk beragam varian dari variabel masukan. Hasil menunjukkan bahwa ternyata nilai temperatur permukaan pakaian revisi mampu diekspresikan sebagai sebuah fungsi dari temperatur permukaan pakaian awal dan laju metabolisme. Ketika fungsi ini dimasukkan ke dalam algoritma perhitungan PMV, hasil kalkulasi PMV yang diperoleh terbukti meningkat menjadi jauh lebih baik dengan harga galat mutlak yang menurun 87,189% dari galat mutlak awal.