Survei terbaru data gravitasi menggunakan pesawat yang meliputi area Subcekungan
Tarakan merupakan penambahan data yang signifikan dikarenakan belum adanya data
gravitasi terukur langsung di lepas pantai Kalimantan Utara. Evaluasi menggunakan
data tambahan gravitasi digabungkan dengan data seismik dan sumur yang sudah ada
akan melengkapi evaluasi bawah permukaan area Subcekungan Tarakan menjadi lebih
pasti.
Data gravitasi terbaru yang sudah terproses hingga terkoreksi Bouguer dilakukan
analisis untuk memperoleh bentuk geometri dan arah struktur geologi yang ada di
Subcekungan Tarakan. Analisis data gravitasi juga dilakukan hingga diperoleh
perbedaan pemisahan sistem sesar di Subcekungan Tarakan berdasarkan arah
kemenerusan data gravitasi. Tahapan dalam penelitian dengan menggunakan data
gravitasi, seismik 2D dan data densitas batuan dari sumur yang digunakan sebagai
acuan nilai densitas batuan. Pemisahan anomali gravitasi sumber dalam dan dangkal
dilakukan dengan menggunakan analisis spektrum frekuensi diperoleh untuk estimasi
kedalaman sumber dalam 12km, sumber dangkal 5km dan juga dilakukan atribut data
gravitasi First Vertical Derivative (FVD) dan Total Horizontal Gradient (THG). Data
seismik daerah penelitian yang sudah terkalibrasi dengan data sumur diinterpretasi
hingga diperoleh peta struktur kedalaman masing masing umur geologi.
Peta anomali gravitasi sumber dalam memberikan geometri Subcekungan Tarakan
berbentuk elips tidak sempurna dengan bagian Tenggara tidak dapat ditentukan batas
subcekungan karena langsung berhubungan dengan Laut Sulawesi. Data anomali
gravitasi atribut THG dapat digunakan untuk intrepretasi arah kemenerusan struktur
geologi dengan batasan dan perbedaan sistem sesar dapat dipisahkan lebih baik. Arah
kemenerusan struktur berarah Barat Laut - Tenggara berkorelasi dengan sesar mendatar
sedangkan arah kemenerusan struktur berarah Timur Laut – Barat Daya berkorelasi
dengan sesar normal, sesar tumbuh dan sesar anjak. Hasil pemodelan densitas batuan
menggunakan data gravitasi dapat digunakan untuk memperkirakan kedalaman batuan
dasar dengan perkiraan kedalaman batuan dasar berkisar hingga 9km dengan batuan
dasar dimodelkan sebagai transisi kerak benua dan kerak samudra.