digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sofhia Ribka Aritonang
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

206A85~1.PDF
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

2023TA~1.PDF
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

2023TA~2.PDF
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

2023TA~3.PDF
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

2023TA~4.PDF
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

20B28C~1.PDF
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

20ED5A~1.PDF
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

200143~1.PDF
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

Pada bangunan sekolah, pencahayaan alami merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sejak tahap awal perancangan bangunan, di mana ruang kelas menjadi salah satu bagian yang paling penting untuk diprioritaskan kondisi pencahayaan ruangannya. Sebagai negara beriklim tropis yang disinari oleh cahaya matahari sepanjang tahunnya, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memaksimalkan pemanfaatan cahaya alami. Cahaya alami sendiri memiliki banyak manfaat, terutama untuk meminimalkan penggunaan pencahayaan elektrik sehingga dapat mengurangi konsumsi energi. Akan tetapi, paparan cahaya alami berlebih di dalam ruangan dapat menyebabkan ketidaknyamanan visual. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pengendalian pencahayaan alami untuk memaksimalkan manfaat dari cahaya alami. Salah satu strategi pengendalian pencahayaan alami adalah dengan mengimplementasikan peneduh berupa bilah- bilah horizontal yang dipasang secara eksternal pada ruang kelas sekolah dasar. Dengan demikian, tugas akhir ini memiliki tujuan untuk menentukan rekomendasi desain optimal untuk peneduh eksternal dengan bilah horizontal untuk bukaan bilateral dengan mempertimbangkan kinerja pencahayaan alami pada ruang kelas sekolah dasar di Indonesia. Metode yang digunakan pada tugas akhir ini adalah pemodelan digital ruang kelas dengan perangkat lunak Rhinoceros dan Grasshopper, lalu simulasi dilakukan dengan mesin Radiance menggunakan metode matriks 4PH. Analisis sensitivitas dilakukan dengan metode koefisien regresi standar (SRC) untuk mengetahui perubahan parameter desain yang berupa window-to-wall ratio (WWR), jarak antarbilah, sudut kemiringan bilah, dan kedalaman peneduh terhadap kinerja pencahayaan alami yang diwakili oleh metrik Average Useful Daylight Illuminance (aUDI100~3000lx dan aUDI250~750lx), Spatial Daylight Autonomy (sDA300/50%), serta Annual Sunlight Exposure (ASE1000,250). Selanjutnya, optimisasi dilakukan menggunakan optimizer Wallacei pada Rhinoceros-Grasshopper untuk menentukan rekomendasi desain peneduh eksternal dengan bilah horizontal yang paling optimum. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas, metrik aUDI100~3000lx, aUDI250~750lx, sDA300/50%, serta ASE1000,250 paling sensitif terhadap WWR dan jarak antarbilah. Adapun rekomendasi desain peneduh eksternal dengan bilah horizontal untuk bukaan bilateral yang dapat memberikan kinerja pencahayaan alami paling optimum pada ruang kelas sekolah dasar di Indonesia tercapai saat fasad timur dan barat memiliki nilai WWR 60% dengan lebar jarak antarbilah sebesar 0,2 m, serta sudut kemiringan bilahnya adalah -45°. Sementara itu, panjang kedalaman peneduh yang optimal pada fasad timur adalah 2,0 m dan pada fasad barat sebesar 0,6 m.