COVER Fitriani Kusprayogo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Fitriani Kusprayogo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fitriani Kusprayogo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fitriani Kusprayogo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fitriani Kusprayogo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Fitriani Kusprayogo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fitriani Kusprayogo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Budidaya ikan dalam ember menjadi salah satu jenis sistem budidaya
akuaponik yang menjawab tantangan di masa pandemi. Kualitas air dalam budidaya
ikan dipengaruhi salah satunya oleh kepadatan populasi ikan. Ketersedian oksigen di
dalam air relatif lebih rendah dibandingkan dengan di udara dan bergantung pada
kelarutan. Ceratophyllum demersum termasuk tanaman air yang menghasilkan oksigen
lebih banyak dan mengkonsumsi oksigen lebih sedikit. Tujuan dari penelitian ini yaitu
menentukan daya dukung (carrying capacity) sistem, ketersediaan DO, laju konsumsi
oksigen, serta persamaan matematis yang menggambarkan ketersediaan DO dalam
sistem. Penelitian ini dilakukan selama 28 hari menggunakan ikan nila berusia 45 hari
dan genjer berusia 12 hari setelah semai (HSS). Hasil penelitian menunjukkan daya
dukung sistem budidaya ikan di dalam ember kurang mampu untuk menunjang
kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan dilihat dari ketersediaan
DO. Rata-rata konsentrasi DO sistem budidaya ikan di dalam ember selama
pengamatan pada waktu pagi (8:00), siang (12:00), dan sore (18:00) berturut-turut,
yaitu perlakuan 3 ikan 1,8; 3,8; 2,5 mg/L, perlakuan 5 ikan 1,3; 2,8; 1,4 mg/L,
perlakuan 7 ikan 1,2; 2,5; 1,3 mg/L, dan perlakuan 9 ikan 1,2; 2,1; 1,1 mg/L. Rata-rata
laju konsumsi ikan dari masing masing perlakuan, diantaranya perlakuan 3 ikan, 5 ikan,
7 ikan, dan 9 ikan berturut-turut 0,00139; 0,00111; 0,00085; 0,00108 mg/L/g body/jam
serta hasil uji statistik menunjukan adanya pengaruh yang berbeda nyata antara laju
konsumsi oksigen dengan kepadatan populasi. Ketersediaan konsentrasi oksigen dalam
sistem sistem budidaya ikan dalam ember selama penelitian dengan 3 waktu pagi
(8:00), siang (12:00), dan sore (18:00) dapat digambarkan dengan persamaan
matematis polinomial orde 6 dengan nilai R2 secara berturut 0,983580; 0,982526;
0,990682.