Biosurfaktan merupakan senyawa amfifilik yang memiliki gugus hidrofilik dan
hidrofobik dalam satu molekul. Biosurfaktan menunjukkan kemampuan sebagai
antimikroba, antijamur, serta memiliki aktivitas insektisidal. Kemampuan
biosurfaktan tersebut sangat diperlukan dalam pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan (OPT). Dalam produksi biosurfaktan, tingkat perolehan produk sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: jenis dan produktivitas mikroba,
induser, dan bahan baku/substrat yang akan berdampak pada biaya produksi
biosurfaktan.
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mempelajari produksi biosurfaktan
menggunakan bahan lignoselulosa untuk bahan aktif biopestisida. Sedangkan tujuan
penelitian secara khusus adalah: (1) menentukan jenis bakteri penghasil biosurfaktan
dari genus Bacillus pada substrat glukosa dan xilosa, (2) menentukan kinerja bakteri
terpilih dari genus Bacillus untuk menghasilkan biosurfaktan pada substrat glukosa
dan xilosa dengan penambahan minyak sawit sebagai induser hidrofobik, (3)
menentukan kinerja bakteri terpilih dari genus Bacillus untuk menghasilkan
biosurfaktan pada substrat bahan lignoselulosa dari tongkol jagung, dan (4)
menentukan nilai parameter model kinetika Monod dan Contois yang
dikombinasikan dengan Luedeking-Piret pada proses produksi biosurfaktan dari
bahan lignoselulosa tongkol jagung.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa empat dari enam isolat bakteri yang
digunakan dalam produksi biosurfaktan mampu memproduksi biosurfaktan dalam
media yang mengandung sumber karbon glukosa dan xilosa yaitu Bacillus subtilis
ITBCC46 (B. subtilis ITBCC46), B. subtilis ITBCC40, B. subtilis ITBCC31, dan B.
siamensis ITBCC36. Semua biosurfaktan yang diproduksi oleh spesies Bacillus
tersebut mampu menurunkan tegangan permukaan di bawah 40 mN/m (32,70?9,15
mN/m) dan memiliki stabilitas emulsifikasi lebih dari 50%. Tiga dari empat bakteri
terpilih, yaitu B. subtilis ITBCC46, B. subtilis ITBCC40, B. subtilis ITBCC31 diuji
kinerjanya untuk menghasilkan biosurfaktan dengan penambahan minyak sawit
sebagai induser hidrofobik. Hasilnya diketahui bahwa ketiga spesies Bacillus
tersebut dapat menghasilkan biosurfaktan dalam media yang mengandung substrat
glukosa dan xilosa dengan penambahan 1?5% minyak sawit sebagai induser
hidrofobik. Biosurfaktan yang dihasilkan termasuk ke dalam kelompok lipopeptida dan bersifat anionik. Hasil analisis GC-MS menunjukkan bahwa biosurfaktan yang
dihasilkan mengandung thiazole atau gugus thiazolyl. Dalam biosurfaktan juga
teridentifikasi asam lemak dengan komponen utama yaitu asam palmitat. Senyawasenyawa
tersebut memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan antifungi sehingga
berpotensi diaplikasikan dalam formulasi biopestisida sebagai fungisida dan
bakterisida yaitu biopestisida dengan target OPT berupa fungi atau jamur dan bakteri.
B. subtilis ITBCC31 dipilih untuk menguji kinerja bakteri tersebut dalam
memproduksi biosurfaktan pada substrat bahan lignoselulosa berupa hidrolisat
tongkol jagung. Hasil pengujian bakteri tersebut menunjukkan bahwa hidrolisat dari
bahan lignoselulosa tongkol jagung yang dihasilkan dari proses hidrolisis secara
enzimatis dapat digunakan sebagai sumber karbon untuk produksi biosurfaktan. Hal
ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan konsentrasi sel, peningkatan
biosurfaktan yang terbentuk dan penurunan konsentrasi substrat dalam hidrolisat.
Biosurfaktan yang dihasilkan termasuk pada kelompok biosurfaktan anionik dan
dapat menurunkan tegangan permukaan hingga 39,80 mN/m serta mempertahankan
tingkat stabilitas emulsi. Hasil analisis GC-MS menunjukkan bahwa senyawa yang
dominan dalam biosurfaktan ini adalah 3,4-Dihydroxyacetophenone yang diketahui
memiliki aktivitas antimikroba terutama untuk bakteri gram positif.
Kajian model kinetika reaksi berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa
model kinetika Monod dan Contois yang dikombinasikan dengan model Luedeking-
Piret (LP) dapat menggambarkan karakteristik model kinetika proses produksi
biosurfaktan baik dengan pendekatan substrat tunggal maupun multisubstrat.
Berdasarkan nilai ? dan ? yang diperoleh maka pola hubungan pertumbuhan sel dan
pembentukan produk biosurfaktan yang disintesis oleh bakteri B. subtilis ITBCC31
adalah growth associated product. Pola pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa
pembentukan produk simultan dengan pertumbuhan sel sehingga produk lebih cepat
terbentuk.