COVER RIDWAN FAUZI RAKHMAN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 RIDWAN FAUZI RAKHMAN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 RIDWAN FAUZI RAKHMAN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 RIDWAN FAUZI RAKHMAN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 RIDWAN FAUZI RAKHMAN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 RIDWAN FAUZI RAKHMAN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 RIDWAN FAUZI RAKHMAN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA RIDWAN FAUZI RAKHMAN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Jalan Layang dan Jembatan Pasupati tentunya akan melengkapi struktur jaringan jalan di
Kota Bandung dan dapat mengurangi beban lalu lintas di Jalan Siliwangi dan Jalan
Wastukencana. Tetapi harus diingat bahwa seringkali pembangunan jalan baru, yang
diharapkan dapat mengatasi masalah kemacetan yang terjadi, dapat menimbulkan masalah
baru bagi jaringan jalan di sekitarnya. Terutama jalan-jalan yang tidak dipersiapkan untuk
menerima perubahan arus lalu lintas yang akan terjadi. Jalan Layang dan Jembatan Pasupati
itu sendiri akan mempunyai fasilitas exit dan entry terhadap jaringan jalan di sekitarnya.
Lokasi exit dan entry terletak di Jalan Dr. Djunjunan dan Jalan Surapati sebagai titik awal dan
titik akhir dari Pasupati, on ramp di persimpangan Jalan Pasir Kaliki dan Jalan Pasteur, on/off
ramp di Jalan Cihampelas, dan on/off ramp di Jalan Taman Sari. Tentunya masalah lalu lintas
akan dapat timbul pada ruas jalan dan simpang yang mempunyai akses langsung terhadap
Pasupati. Karena arus lalu lintas akan diperkirakan meningkat pada lokasi tersebut setelah
Paspati beroperasi.
Oleh karena itu agar dapat mengetahui arus lalu lintas yang akan terjadi di ruas sekitar
Pasupati sebelum dan sesudah jalan ini beroperasi maka dilakukan prediksi arus lalu lintas
dengan menggunakan program SATURN. Sedangkan untuk mengevaluasi kinerja jaringan
digunakan parameter VCR (Volume Capacity Ratio) dan untuk kinerja simpang digunakan
parameter derajat kejenuhan, panjang antrian, dan tundaan.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa setelah Pasupati beroperasi akan terjadi peningkatan arus
lalu lintas pada jalan yang mempunyai akses langsung terhadap Pasupati. Seperti pada Jalan
Surapati terjadi peningkatan dari 1455 smp/jam menjadi 2680 smp/jam. Pada Jalan
Djunjunan terjadi peningkatan dari 2756 smp/jam menjadi 2890 smp/jam. Pada Jalan
Cikapayang terjadi peningkatan dari 740 smp/jam menjadi 2080 smp/jam. Dan pada Jalan
Pasteur terjadi peningkatan dari 948 smp/jam menjadi 1908 smp/jam. Sedangkan pada ruas
jalan yang selama ini menjadi koridor pergerakan barat-timur Kota Bandung dan sebaliknya
akan mengalami penurunan arus lalu lintas. Seperti pada Jalan Siliwangi terjadi penurunan
dari 1266 smp/jam menjadi 568 smp/jam, Jalan Wastukencana dari 6402 smp/jam turun
menjadi 5274 smp/jam, dan Jalan Abd. Rivai dari 1807 smp/jam turun menjadi 1402
smp/jam. Sedangkan untuk kondisi simpang, pada simpang Ariyajipang-Surapati akan
mempunyai kinerja yang baik (DS = 0,64) tetapi sebaliknya pada simpang Pasirkaliki-
Pasteur-Djunjunan terjadi kinerja yang sebaliknya (DS = 0,95).