digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yusniar Rachman
PUBLIC yana mulyana

Bulutangkis adalah olahraga yang sangat populer dan merupakan cabang olahraga kebanggaan Indonesia. Penyusunan sistem latihan yang baik dapat membantu meningkatkan performa atlet. Penyusunan ini dapat mengacu pada intensitas dan kelelahan, keduanya memiliki korelasi yang signifikan dengan denyut jantung dan kadar asam laktat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisiologi, sistem metabolisme yang dominan serta menganalisis pengeluaran energi (energy expenditure) atlet junior bulutangkis saat bertanding. Penelitian ini merupakan studi observasional yang dilakukan secara konkuren yaitu dengan pengambilan data antropometri dan pengukuran VO2max (di luar pertandingan) serta pemantauan denyut jantung, kadar asam laktat, jarak tempuh dan energy expenditure (saat bertanding). Pengukuran VO2max dilakukan dengan tes Balke. Denyut jantung, jarak tempuh dan energy expenditure diukur menggunakan alat PolarĀ® RS400. Kadar asam laktat diukur menggunakan alat Accutrend PlusĀ®. Sampel penelitian terdiri dari 9 orang atlet junior putra semi-profesional level propinsi dengan rentang usia 11-19 tahun yang berasal dari sebuah klub bulutangkis di Bandung. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata berat badan, tinggi badan, %-lemak tubuh, BMI dan VO2max seluruh sampel berturut-turut adalah 53,31 ?6,93 kg; 165,67 ?5,12 cm; 12,66 ?1,25 %; 19,38 ?1,92 kg/m 2 dan 49,29 ?3,09 mL/kg/menit. Grafik denyut jantung selama bertanding berada di bawah denyut jantung saat tes Balke dengan %HRmax 81 ?5%. Meskipun tidak terlihat mencolok, kadar asam laktat sebelum bertanding berbeda secara signifikan (p<0,05) dengan kadar asam laktat set 1 dan set 2. Rata-rata jarak tempuh dan energy expenditure saat bertanding adalah 2217 ?792 meter dan 378,67 ?158,51 kkal. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa nilai VO2max sampel berada dalam rentang baik, 4 dari 9 sampel berada dalam kategori sangat baik. Bulutangkis merupakan olahraga dengan intensitas tinggi dan membutuhkan kekuatan aerobik individu yang cukup tinggi. Sistem metabolisme yang dominan adalah sistem anaerobik alaktik. Energy expenditure pada permainan bulutangkis berbanding lurus dengan jarak tempuh dan %HR max.