BAB 1 Rayhan Amri Fahreza
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Rayhan Amri Fahreza
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Rayhan Amri Fahreza
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Rayhan Amri Fahreza
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Rayhan Amri Fahreza
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Rayhan Amri Fahreza
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Permintaan akan perkembangan dalam sistem konversi energi melalui peningkatan
efisiensi termodinamika dan kompatibilitas terhadap ekologi terus meningkat,
termasuk industri pesawat terbang dan otomotif. Konsep desain tingkat lanjut
berbasis pada temperatur yang lebih tinggi dan massa jenis yang lebih ringan.
Paduan berbasis TiAl dikenal memiliki potensi untuk memenuhi kriteria tersebut
dan digadang-gadang dapat menggantikan paduan berbasis nikel sebagai material
low pressure turbine (LPT) pada mesin jet pesawat. Paduan berbasis TiAl memiliki
titik leleh relatif tinggi, densitas rendah, kekuatan spesifik tinggi, dan ketahanan
creep pada temperatur tinggi. Namun, ketahanan oksidasi paduan TiAl menurun
drastis pada temperatur di atas 800oC yang ditandai dengan terjadinya penebalan
dan pengelupasan kerak oksida. Salah satu metode mendasar untuk mengatasi
tantangan tersebut adalah dengan menambahkan unsur-unsur pemadu ke dalam
paduan (alloying). Penelitian kali ini membahas pengaruh penambahan Y terhadap
ketahanan oksidasi paduan Ti-45Al-8Nb-3Sn secara spesifik.
Penelitian kali ini meliputi pembuatan paduan sampai karakterisasi hasil pengujian
oksidasi siklik. Bahan baku paduan dilelehkan menjadi button menggunakan DC
arc melting furnace dengan remelting sebanyak empat kali, dilanjutkan dengan
homogenisasi pada temperatur 1150oC selama dua belas jam. Button kemudian
dipotong menjadi beberapa spesimen untuk diamati mikrostrukturnya dan diuji
oksidasi siklik. Pengujian oksidasi siklik dilakukan pada temperatur 900oC
sebanyak 40 siklus, dengan satu siklus meliputi pemanasan dalam tanur selama satu
jam lalu didinginkan selama sepuluh menit sebelum ditimbang. Di akhir penelitian,
dilakukan analisis perubahan berat spesimen uji terhadap siklus pengujian dan
dilakukan karakterisasi spesimen hasil pengujian menggunakan XRD dan SEMEDS.
Hasil analisis perubahan berat terhadap siklus pengujian menunjukkan paduan
tanpa penambahan Y (0 at.%) memberikan ketahanan oksidasi terbaik dengan
pertambahan berat dan ketebalan kerak oksida terkecil yaitu 0,9329 mg/cm2 dan
3,010 ????m secara berturut-turut. Penambahan Y pada paduan Ti-45Al-8Nb-3Sn
memberikan efek positif berupa mendorong terbentuknya pasak Al2O3 pada
antarmuka substrat dan kerak oksida yang dapat meningkatkan ketahanan kerak
oksida terhadap spalling. Namun, penambahan Y lebih dari 0,1 at.%
mengakibatkan terjadinya internal oksidasi pada paduan dan penebalan lapisan
TiO2 pada lapisan kerak oksida bagian dalam yang membuat kerak oksida rentan
terhadap munculnya retakan dan berujung pada pengelupasan lapisan oksida.
Kehadiran Sn dalam paduan Ti-45Al-8Nb-3Sn membuat penambahan Y melebihi
0,1 at.% menjadi berakibat negatif terhadap ketahanan oksidasi paduan TiAl.