Berdasarkan hasil survei World Economic Forum Global Risk Report (2022), perubahan iklim dalam 10 tahun ke depan dianggap sebagai risiko yang paling memberi ancaman jangka panjang. Salah satu solusi untuk menurunkan perubahan iklim adalah dengan memanfaatkan energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya. Sebagai studi kasus, PLTS Cirata dilaporkan mengalami penurunan nilai Performance Ratio (PR) dalam kurun waktu 5 tahun setelah didirikan, dari 90,15% pada tahun 2015, menjadi 76,12% pada tahun 2020. Oleh karena itu, diperlukan analisis mengenai kondisi aktual suatu PLTS sebagai pembelajaran untuk PLTS lainnya dan diperlukan strategi manajemen risiko yang optimum untuk meningkatkan keandalan dan ketersediaan dengan mempertimbangkan keefektifan biaya. Pada penelitian ini, terlebih dahulu melakukan analisis risiko pada kondisi aktual, yang selanjutnya akan dilakukan analisis mengenai rekomendasi strategi manajemen risiko menggunakan metode Risk-Based Reliability Centered Maintenance (RCM-3) untuk menurunkan peringkat risiko dari kondisi aktual, namun tetap efektif dari segi biaya. Pada kondisi aktual, terdapat 8 moda kegagalan dengan tingkat moderate high risk, 23 moda kegagalan dengan tingkat moderate risk dan 14 moda kegagalan dengan tingkat low risk. Manajemen risiko yang direkomendasikan berupa strategi pemeliharaan proaktif dengan mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada, tanpa penambahan pegawai, serta rekomendasi investasi peralatan yang berpotensi dapat meningkatkan kehandalan dari 57,9% menjadi 77,7%, ketersediaan dari 99,2% menjadi 99,9%, dan mengeluarkan biaya investasi terkait pengadaan peralatan untuk redundancy pada final combiner box, NH fuse, dan air circuit breaker. Dengan menerapkan strategi manajemen risiko tersebut, didapatkan hasil akhir dari pemetaan risiko berupa 31 moda kegagalan dengan tingkat moderate risk, dan 14 moda kegagalan yang berada pada tingkat low risk. Dengan nilai NPV sebesar Rp5,3 juta, IRR sebesar 6,3% dan payback period selama 11,2 tahun. Dari perhitungan biaya pemeliharaan yang dikeluarkan, rekomendasi pemeliharaan yang diberikan berpotensi memberikan penghematan biaya sebesar Rp146 juta per tahun.