digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Mempelajari penggugusan galaksi dapat memberi pengetahuan tentang sejarah formasi dan evolusi galaksi, serta struktur alam semesta skala besar. Karena itu, mengidentifikasi galaksi dalam gugus-gugus menjadi pekerjaan yang penting. Ada banyak algoritma yang dikembangkan untuk mengidentifikasi anggota gugus, baik yang bergerak dari sisi pengamatan maupun simulasi N-Benda. Salah satunya adalah algoritma HOP, yang relatif baru. Algoritma HOP ini dikembangkan oleh Eisenstein & Hut (1998). Algoritma HOP masih banyak perlu diuji dan diaplikasikan. Dalam pekerjaan ini, HOP diaplikasikan pada data pengamatan survey SDSS Data Release 5. Dengan membatasi data dalam rentang pergeseran merah 0.05 < z < 0.30 dan tingkat keyakinan penentuan pergeseran merah zconf > 95%, HOP digunakan untuk menyusun katalog gugus galaksi dari data SDSS DR5 tersebut. Jumlah total galaksi yang terlibat dalam menyusunan katalog ini adalah 382616 buah galaksi. Hasil yang diperoleh adalah katalog gugus galaksi yang berisi 368 buah gugus galaksi. Katalog ini kemudian dibandingkan dengan katalog yang serupa, yang pernah disusun oleh Miller et al. dengan menggunakan data SDSS DR2.