Kecelakaan lalu lintas menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia. Salah satu penyebab kecelakaan tersebut adalah kegagalan sistem pengereman dan kegagalan ban. Kegagalan sistem pengereman dan kegagalan ban dapat diantisipasi dengan pengujian berkala. Saat ini, pengujian berkala hanya dilakukan untuk pengujian rem, sementara pengujian ban hanya dilakukan secara visual. Selain itu, jumlah alat uji rem di Indonesia masih belum mencukupi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode pengujian rem dan kondisi ban dengan menggunakan alat uji berbasis pelat.
Pengembangan dilakukan terhadap alat uji jenis pelat karena pada alat uji rem yang saat ini digunakan, yaitu jenis rol, memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pertama adalah keluaran dari alat uji jenis rol hanya satu parameter saja, yaitu efisiensi pengereman (koefisien gesek maksimum). Padahal, untuk menguji kondisi ban, diperlukan data tentang gaya gesek dari saat roda menggelindung sempurna sampai roda mengalami selip. Kelemahan kedua adalah inersia alat uji yang terdiri dari dua rol dan gearbox tidak diperhitungkan. Akibatnya, hasil pengukuran pada alat uji jenis rol hanya akurat saat kecepatan putar rol konstan. Padahal, saat roda direm, rol akan mengalami perlambatan putar terlebih dahulu sebelum akhirnya mencapai kecepatan konstan. Untuk menghindari kelemahan ini, dalam penelitian ini dikembangkan metode pengujian dengan menggunakan pelat. Alat uji ini lebih akurat dibanding dengan jenis rol karena sensor gaya gesek langsung terpasang pada pelat sehingga tidak dipengaruhi oleh inersia dua rol. Selain itu, pelat digerakkan dengan kecepatan rendah dan konstan sehingga pengaruh nilai inersia dari komponen alat uji dapat diminimalkan.
Untuk menguji keabsahan metode yang dikembangkan, telah dibuat perangkat keras berupa alat uji berbasis pelat. Alat uji ini terdiri dari pelat yang ditumpu oleh linear bearing, pelat penumpu roda kendaraan, load cell untuk mengukur gaya gesek, dan linear potensiometer untuk mengukur jarak perpindahan pelat. Pada alat uji ini, pelat digerakkan dengan kecepatan linier sekitar 1,1 mm/detik ketika roda dalam kondisi direm. Ketika pengujian berlangsung, pada ban kendaraan diberi gaya normal konstan. Dengan demikian, data yang diperoleh adalah gaya gesek dari hasil pembacaan load cell dan posisi pelat dari hasil
pembacaan linear potensiometer selama pelat digerakkan. Data-data ini selanjutnya didekati dengan suaian kurva dari model dinamik dan model ban.
Dari hasil pengolahan data, telah berhasil ditemukan tiga parameter uji utama, yaitu koefisien gesek maksimum, nilai selip saat terjadi gaya gesek maksimum, dan kekakuan tangensial ban. Nilai koefisien gesek maksimum (efisiensi pengereman) menggambarkan performa pengereman kendaran. Nilai selip saat terjadi gaya gesek maksimum dan kekakuan tangensial menggambarkan kondisi ban. Kondisi ban ini dapat diketahui dengan syarat sistem pengereman kendaraan mampu membuat selip roda (roda tidak berputar) saat pelat digerakkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan metode pengujian yang telah dikembangkan, dapat diketahui performa rem sekaligus kondisi ban dalam satu kali pengujian.