digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

MIFTAH FIRDAUS.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Sub DAS Citarik merupakan salah satu sub DAS prioritas yang berada di hulu DAS Citarum. Keberlangsungan Sub DAS ini memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian DAS Citarum, namun Sub DAS ini telah banyak mengalami degradasi fungsi hidrologis. Penduduk dan aktivitas ekonomi yang terus meningkat mengakibatkan masifnya perubahan penggunaan lahan yang mana menjadi isu utama permasalahan ini. Indikasi kerusakan dirasakan dengan semakin meningkatnya debit ekstrem, serta meningkatnya nilai koefisien limpasan air, sehingga menimbulkan fenomena banjir di musim hujan, fenomena ini diperparah dengan adanya sedimentasi dan pendangkalan sungai, yang mana dari tahun ke tahun fenomena banjir ini semakin parah dan menimbulkan banyak kerugian ekonomi. Maka dari itu diperlukan suatu pemodelan hidrologi dan hidrolika Sub DAS Citarik yang bertujuan untuk memprediksikan sedimentasi, pendangkalan sungai, dan efeknya terhadap potensi banjir dengan menggunakan model HECHMS (Hydrologic Engineering Center Hydrologic Modeling System) dan HECRAS (Hydrologic Engineering Center River Analysis System). Pembangunan model diawali dengan tahap pengelolaan data menggunakan Microsoft Excel dan QGIS (Quantum Geographic Information System), data terolah kemudian dijadikan dasar pembangunan struktur model dan parameterisasi yang didukung dengan literatur. Pengaturan terakhir dilakukan dengan pengujian kalibrasi dengan data historis, jika hasil uji kalibrasi sudah memuaskan maka model dapat diuji dengan keadaan aktual (validasi). Validasi dilakukan dengan sampling langsung pada 8 titik sampling terkait data debit, gradasi sedimen dasar, dan sedimen melayang sesuai SNI. Dihasilkan model debit HEC-HMS dengan NSE 0,505 dan model sedimen HEC-HMS dengan galat 5,433%, sedangkan HEC-RAS memiliki error pada model banjir dibawah 10% dan model sedimen diangka 8,5%. Berdasarkan running model HEC-HMS dan HEC-RAS pada rentang tahun 2022-2025 dengan data hujan dan perubahan lahan yang berubah didapati adanya fenomena pendangkalan sungai akibat sedimentasi sebesar 107.549,9 m3 yang tersebar di beberapa titik khususnya daerah tengah dan hilir, fenomena ini juga berimbas terhadap banjir yang terjadi dimana akan meningkatkan volume banjir sebesar 0,92 % dan kenaikan tinggi banjir sebesar 12,02%.