digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Seiring dengan pertumbuhan sektor e-commerce, perusahaan juga memperluas unit bisnis mereka untuk bersinergi dengan platform e-commerce mereka seperti kemitraan penjual, pengiriman makanan, gerbang investasi, dan layanan bayar nanti. Layanan Paylater juga merupakan salah satu layanan berbasis teknologi di sektor keuangan. Shopee adalah salah satu e-commerce terkemuka di Indonesia yang juga menawarkan layanan bayar nanti kepada pengguna, yang disebut Shopee Paylater (SPL). Di masa pandemi, saat mulai terjadi keterlambatan pembayaran di layanan SPL, Shopee mulai mengurangi batas maksimal atau menghapusnya sama sekali untuk semua pengguna pada umumnya, untuk menjaga likuiditas dan mencegah kredit bermasalah. Meskipun efektif dalam tujuannya, sepertinya upaya Berlawanan mengingat meningkatnya permintaan pada layanan tersebut sementara ada pertumbuhan besar dalam pendapatan, jumlah pengguna, dan transaksi. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini dirancang untuk mengeksplorasi metode kuantitatif untuk mempelajari pemisahan pengguna pembayaran terlambat dan metode kualitatif untuk menganalisis karakteristik cluster profil pengguna yang berbeda untuk merancang kebijakan alokasi batas. Berdasarkan hasil penelitian, tiga faktor yang paling penting adalah pendapatan, pengeluaran bulanan, dan outstanding kredit. Klaster hierarkis yang berasal dari ketiga faktor tersebut adalah klaster low profile dengan pendapatan rendah, biaya rendah, dan outstanding kredit rendah dengan kinerja kredit profil menengah. Cluster kedua adalah profil menengah dengan pendapatan menengah, biaya menengah, dan outstanding kredit menengah dengan kinerja kredit yang diharapkan sedikit lebih tinggi. Terakhir, cluster ketiga adalah high-profile dengan pendapatan tinggi, biaya tinggi, dan outstanding kredit tinggi dengan kinerja kredit yang diharapkan tertinggi. Kebijakan yang diusulkan adalah meningkatkan batas kredit untuk pengguna dengan usia di atas 29, menikah, dan berlokasi di Jakarta, mempertahankan batas kredit untuk pengguna dengan usia di atas 26, dan memotong semua batas kredit untuk pengguna dengan usia di bawah 26. polis memiliki tingkat akurasi sebesar 38,82% yang berada di atas polis full cut-off sebesar 84,81% dan di bawah polis full retain sebesar 84,41%. Terakhir, kebijakan baru memiliki tingkat NPL yang diharapkan sebesar 10% yang berada di atas kebijakan cut-off penuh pada 0% dan di bawah kebijakan retensi penuh sebesar 15,19%.