digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rizqie Noor Adrianto
PUBLIC yana mulyana

Logam berat merupakan salah satu sumber bahaya (hazard) yang dapat mengkontaminasi bahan pangan sehingga berpeluang menimbulkan gangguan kesehatan. Kadmium (Cd) dan timbal (Pb) merupakan kontaminan yang banyak dilaporkan terdapat pada bahan pangan. Beras merupakan sumber pangan utama yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sehingga aspek keamanannya perlu dija?nin agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan, Dari sudut pandang analisis risiko, kuantitas Cd dan Pb dalam beras perlu ditentukan agar dapat diperkirakan tingkat paparan logam tersebut secara kuantitatif. Untuk tujuan tersebut, diperlukm•? metode analisis kuantitatif Cd dan Pb yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode analisis penentuan Cd dan Pb dalam sampel beras menggunakan teknik analisis Spektrofotometri Serapan Atom — Graphite Furnace (GF-AAS) dan data perkiraan tingkat paparan Cd dan Pb dari sampel beras yang beredar di Kota Bandung. Sampel dipreparasi secara destruksi basah menggunakan asam nitrat (HN03) dan hidrogen peroksida (H202) sebagai pereaksi pada alat microwave digestion. Kurva kalibrasi logam Pb dengan persamaan regresi y 0,00834x + 0,00401 linier pada rentang konsentrasi 10 - 60 ng/mL dengan koefisien korelasi r 0,9999 dan untuk logam Cd diperoleh persamaan regresi y 0,09554x + 0,00077 linier pada rentang konsentrasi 1 - 6 ng/mL dengan nilai koefisien korelasi r 0,9999. Batas deteksi dan batas kuantisasi alat untuk Pb dan Cdy masing-masing sebesar 0,296 dan 0,874 ng/mL serta 0,035 dan 0,102 ng/mL. Presisi metode Pb dan Cd dinyatakan sebaga? SBR antar hari, masing-masing 0,22 dan 0,20%. Perolehan kembali penambahan baku untuk Pb dan Cd masing — masing sebesar 98,73 — 102,81 % dan 98,16 — 99,95%. Kadar Pb dan Cd dalam 8 jenis beras yang dianalisis berada pada rentang 89,12 145,18 ng/g untuk Pb dan 14,13 — 26,22 ng/g untuk Cd sehingga masih memenuhi syarat batas maksimum cemaran logam berat menurut regulasi yang berlaku. Tingkat asupan Pb dan Cd dari beras diperkirakan sebesar 11,04 — untuk logam Pb dan 6,30 — untuk logam Cd, dihitung terhadap Tolerable Daily ?ntake (TD?) Pb dan Cd. Berdasarkan keseluruhan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa metode ini telah berhasil dikembangkan dan dapat digunakan untuk penentuan timbal dan kadmium dalam sampel beras serta tingkat paparan Cd dan Pb dari beras belum mencapai 1000/0 TD?.