Bahan Tambahan Pangan (BTP) sintetis umum digunakan di Indonesia, akan tetapi keamanannya masih dipertanyakan. Berbagai macam kajian keamanan telah dilakukan untuk menilai toksisitas BTP, baik secara in vivo, in vitro, maupun in silico. Penelitian sebelumnya menunjukkan beberapa BTP pemanis dan pewarna yang dinilai toksik menggunakan program ADMET PREDICTORTM VERSI 6.1.0001. Berdasarkan hal tersebut, telah dilakukan kajian mengenai toksisitas pemanis dan pewarna sintetis terhadap enzim glutamat oksaloasetat transaminase (3110), reseptor androgen (2AM9), reseptor estrogen alpha (IA52) untuk toksisitas reproduksi, dan reseptor histamin (IJQD) untuk reaksi alergi dengan metode molekuler docking. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi senyawa BTP terhadap reseptor target. Molekul asam siklamat, kalsium siklamat, sakarin, sukralosa, hijau FCF, biru berlian, indigotin, dan eritrosin dioptimasi menggunakan software HyperChem 8.0. Proses docking serta analisis interaksi menggunakan software Molecule Operating Environment (MOE). Hasil penelitian menunjukkan senyawa yang memiliki potensi interaksi toksisitas adalah asam siklamat terhadap 3110 dengan nilai S -26,1519 pada residu asam amino Gly 109, Thr 110, Ser 256, Ser 258, Arg 267, His 144; kalsium siklamat terhadap IA52 dengan nilai S -11,7310 pada residu asam amino Asp 351, Lys 529;; sakarin terhadap IJQD dengan nilai S — -11,3589 pada residu asam amino Tyr 15, Glu 28, Tyr 146, TIP 179, Tyr 147; sakarin 3110 dengan nilai S -3,3058 pada residu asam amino Ser 256, Gly 109, Ser 258, Lys 259, Glu 142, Asp 223, Tyr 226, His 144, Arg 267, Arg 387; sukralosa terhadap 3110 dengan nilai S 1,5891 pada residu asam amino Ser 256, Ser 258, Tyr 264, Thr 110, Lys 259, Arg 267, Arg 387, His 144 ; indigotin terhadap 3110 dengan nilai S -18,4128 pada residu asam amino Thr 110, Lys 259, Arg 267, Arg 387, Trp 141 ; hijau FCF terhadap 3110 dengan nilai S = -21,0437pada residu asam amino Gly 111, Trp 141, Lys 259, Arg 267, Arg 26, Arg 42, Arg 114, Arg 387, His 144 ; biru berlian terhadap 3110 dengan nilai S -35,3635 pada residu asam amino Gly 109, Thr 110, Ser 256, Ser 258, Asn 265, Arg 267, Lys 20, Arg 26, Arg 42, Arg 387, His
144 ; eritrosin terhadap 3110 dengan nilai S — -1,9250 pada residu asam amino Lys 259, Arg 267, Thr 110, Pro 15, Glu 142. Melalui penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa BTP yang diprediksi memiliki interaksi afinitas kuat dan dapat