digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ilham Arisbaya.pdf
PUBLIC Devi Septia Nurul

Gempabumi yang berhubungan dengan sesar aktif di daratan sering menyebabkan kerusakan parah dan korban jiwa karena jaraknya yang dekat dengan pusat aktivitas manusia. Dalam beberapa tahun terakhir, gempa-gempa dangkal dengan magnitudo rendah terjadi di selatan Garut, Jawa Barat, tiga di antaranya dilaporkan merusak. Gempa-gempa tersebut diinterpretasikan berhubungan dengan sesar aktif, yaitu Sesar Garsela. Informasi mengenai Sesar Garsela masih sangat minim, interpretasinya baru berdasarkan kelurusan episenter gempa dan analisis mekanisme fokus gempa tahun 2016 dan 2017. Penelitian ini mengkombinasikan pemodelan inversi gravitasi tiga dimensi (3D) dengan magnetotellurik (MT) dua dimensi (2D) untuk mempelajari kondisi bawahpermukaan. Secara umum analisis serta pemodelan gravitasi dan MT menunjukkan hasil yang saling berkorelasi dan sesuai dengan informasi geologi permukaan. Hasil pemodelan gravitasi dan MT menunjukkan kelurusan blok tinggian batuan dasar berarah timur laut – barat daya, membentuk Tinggian Kiamis. Blok tinggian batuan dasar tersebut semula merupakan sesar geser regional yang kemudian menjadi jalur naiknya magma membentuk kelurusan tubuh vulkanik yang memotong Cekungan Garut. Panas dari tubuh intrusi magmatik menurunkan stress normal efektif pada bidang sesar, dan kemudian menginisiasi terjadinya gempabumi. Penelitian ini mendukung pendapat yang menyatakan gradien tekanan/temperatur (PT) fluida pori berkontribusi terhadap inisiasi dan perambatan gempa. Mekanisme terjadinya gempa dangkal di daerah Garut selatan dijelaskan sebagai hasil interaksi antara deformasi tektonik dan aktivitas magmatik. Geologi permukaan yang didominasi produk vulkanik muda harus menjadi perhatian karena dapat mengamplifikasi guncangan tanah saat terjadi gempa, dan dapat menyebabkan dampak kerusakan yang lebih luas.