digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan eksplorasi migas di area Pagardewa, Cekungan Sumatera Selatan diawali dari penemuan struktur Kuang pada tahun 1940, diikuti beberapa pemboran di struktur Pagardewa dan Prabumenang dengan hasil yang kurang menggembirakan. Minimnya upaya pengembangan lapangan saat itu terkendala oleh rendahnya harga minyak dan temuan gas yang belum mempunyai pasar, sehingga berpengaruh besar terhadap keekonomian struktur. Setelah upaya penambahan data dilakukan yang dilandasi membaiknya harga minyak dunia pada awal tahun 1990an, kegiatan eksplorasi mulai aktif kembali melalui penemuan di struktur Tasim, Karangdewa dan Pemaat yang diikuti penambahan data seismik 3D tahun 2007 untuk mengurangi risiko dan ketidakpastian bawah permukaan. Upaya optimalisasi terhadap data-data bawah permukaan (data sumur dan seismik) pada area ini untuk mengenali potensi sekaligus ketidakpastian terkait rencana pengembangan diantaranya melalui analisis play, risiko dan keekonomian sehingga didapatkan strategi pengembangan yang tepat terkait aktualisasi peningkatan cadangan, percepatan fase penemuan ke fase produksi, pengembangan lapangan yang terpadu serta efektivitas investasi yang telah dan akan dilakukan. Hasil analisis play dan risiko menunjukkan masih terbukanya potensi eksplorasi yang didukung tingginya rasio kesuksesan pemboran mencapai rata-rata 80% serta risiko geologi yang rendah rata-rata 48%. Berdasarkan hasil analisis keekonomian total NPV USD 233,412,945; IRR rata-rata 80.7%; PI rata-rata 2.02 dan POT 8 tahun. Hasil decision tree menunjukkan bahwa terdapat kelompok struktur yang mempunyai kelayakan untuk segera dikembangkan. Integrasi dari hasil analisis yang telah dilakukan melalui plot dalam diagram jejaring menjadikan sudut pandang portfolio komprehensif yang menjadi dasar pengambilan keputusan terhadap strategi pengembangan lapangan sekaligus optimasi terhadap nilai investasi yang telah dikeluarkan.