digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Zhafira Alfi Khalisa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - Zhafira Alfi K.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Zhafira Alfi K.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Zhafira Alfi K.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Zhafira Alfi K.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Zhafira Alfi K.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Zhafira Alfi K.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Zhafira Alfi Khalisa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Zhafira Alfi K.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Sungai Citarum yang terletak di Jawa Barat memiliki peran penting bagi masyarakat dan ekonomi lokal. Sungai Citarum hulu adalah kawasan dengan aktivitas antropogenik yang beragam, mulai dari pertanian, peternakan, hingga aktivitas industri. Buangan limbah pada sungai diduga akan berdampak pada penurunan kualitas perairan dan keanekaragaman organisme akuatik. Makrozoobentos adalah salah satu organisme sungai yang distribusinya dapat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, karena hidupnya yang relatif menetap pada satu tempat dan mengalami kontak langsung dengan bahan pencemar di sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas makrozoobentos di dua lokasi yang berbeda aktivitas antropogeniknya di Hulu Sungai Citarum. Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling pada dua stasiun, yaitu stasiun 1 di Situ Cisanti yang merupakan kawasan agroekosistem dan stasiun 2 di Majalaya yang telah dilalui oleh area industri tekstil. Pencuplikan makrozoobentos di stasiun 1 menggunakan jala surber (ukuran 30 cm x 30 cm), sedangkan di stasiun 2 menggunakan Eckman grab (ukuran 15 cm x 15 cm). Selain itu diukur faktor lingkungan antara lain pH, DO (Dissolved Oxygen), TSS (Total Suspended Solid), COD (Chemical Oxygen Demand), Amonia total, Krom total, dan warna air. Kegiatan dilakukan setiap dua minggu selama enam minggu pada bulan April 2023 – Mei 2023. Komunitas makrozoobentos yang terbentuk pada kedua stasiun sangat berbeda. Berdasarkan hasil identifikasi sampel makrozoobentos, secara keseluruhan ditemukan total 8 kelas, 18 ordo, 27 famili, dan 33 morfospesies. Pada stasiun 1 ditemukan 6 kelas makrozoobentos (Bivalvia, Gastropoda, Insekta, Malacostraca, Tubellaria, Arachnida), 14 ordo, 23 famili, dan 27 morfospesies, dengan jumlah individu terbanyak dihuni oleh Pachychilidae, Chironomidae, Baetidae, dan Simuliidae. Pada stasiun 2 ditemukan 2 kelas makrozoobentos (Clitellata dan Entognatha), 4 ordo, 4 famili, dan 6 morfospesies, yang didominasi oleh Tubificidae. Stasiun 1 memiliki indeks keanekaragaman jenis dan kekayaan jenis yang lebih tinggi (H’=2,645; R=3,61) daripada stasiun 2 (H’=0,223; R=0,534). Makrozoobentos di stasiun 1 cukup beragam dengan distribusi yang merata, sedangkan di stasiun 2 tergolong rendah akibat dominansi yang lebih tinggi. Indeks dominansi untuk stasiun 2 adalah 0,73 dan stasiun 1 adalah 0,09. Berdasarkan Functional Feeding Groups (FFG), kelompok terbanyak di stasiun 1 adalah shredders dan scrapers, sedangkan stasiun 2 adalah kelompok collector-gatherer (deposit feeder). Hasil analisis faktor fisika-kimia perairan menunjukkan COD dan Amonia total di stasiun 1, serta TSS, COD, Amonia total, Krom total, dan warna air pada stasiun 2 telah melebihi baku mutu PP No. 22 tahun 2021 Kelas II. Dominansi Tubificidae di stasiun 2 menunjukkan Tubificidae lebih toleran terhadap kondisi lingkungan dengan partikulat tersuspensi yang kaya akan organik, sehingga dimanfaatkan kelompok Tubificidae sebagai nutrien. Meskipun kondisi perairan stasiun 2 dengan TSS, COD, Amonia, dan warna air yang cenderung tinggi, serta kadar oksigen terlarut rendah, Tubificidae tetap dapat hidup pada lingkungan tersebut. Hubungan antara DO dengan indeks kekayaan dan keanekaragaman jenis dan TSS dengan indeks dominansi memiliki hubungan sangat kuat (koefisien korelasi positif). Sedangkan antara DO dengan indeks dominansi dan TSS terhadap terhadap indeks kekayaan dan keanekaragaman jenis menunjukan korelasi negatif yang sangat kuat. Hasil penelitian ini menunjukan komunitas makrozoobentos di Situ Cisanti (agroekosistem) memiliki keanekaragaman jenis relatif lebih tinggi (37 morfospesies) dan distribusi merata, didukung oleh kondisi perairan yang relatif lebih baik. Sedangkan komunitas makrozoobentos dari Majalaya yang telah melewati kawasan industri terutama tekstil memiliki kondisi perairan yang relatif lebih rendah kualitasnya dan hanya dijumpai 6 morfospesies yang di dominasi oleh Tubificidae.