Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah biomassa yang berasal dari
produksi minyak kelapa sawit. Pemanfaatan TKKS masih minim jika dibandingkan
dengan jumlah TKKS yang dihasilkan tiap tahunnya. Hal ini dapat menyebabkan
dampak negatif terhadap lingkungan. TKKS berpotensi untuk dijadikan bahan baku
pembuatan bio-oil karena kandungan hemiselulosa, selulosa, dan lignin yang
terdapat pada TKKS. Senyawa tersebut akan didekomposisi pada suhu tinggi
sehingga akan terurai menjadi senyawa organik yang lebih sederhana. Proses
dekomposisi padatan pada suhu tinggi disebut pirolisis.
Produksi bio-oil dengan bahan baku TKKS terdiri dari 3 tahapan proses, yaitu pretreatment,
fast pyrolysis, vapor upgrading, dan vapor quenching. Metode fast
pyrolysis membutuhkan energi yang besar karena melibatkan suhu operasi yang
tinggi yaitu 550oC. Diproyeksikan pada tahun 2050 kebutuhan energi akan
meningkat sebanyak 80%, namun sumber energi yang tersedia jumlahnya semakin
menipis. Salah satu cara untuk melakukan penghematan energi adalah integrasi
panas. Dengan melakukan integrasi panas, maka dapat menghemat konsumsi energi
serta dapat meminimalisir biaya utilitas proses. Penelitian ini menggunakan
bantuan software simulasi Aspen Plus untuk mengevaluasi kebutuhan energi proses
sebelum dan sesudah dilakukannya integrasi panas serta kelayakan proses tersebut
dari aspek ekonomi.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa integrasi panas dapat menghemat energi
sebanyak 3,38×106 yaitu 4,71×106 MW menjadi 1,34×106 MW. Dari aspek
ekonomi, integrasi panas dapat menurunkan operational expenditure (OpEx)
sebanyak 3,24% serta capital expenditure (CapEx) sebanyak 4,09%. Analisa
sensitivitas ekonomi menunjukkan bahwa proses ini layak dari aspek ekonomi
dengan payback period 10-12 tahun dan internal rate of return sebesar 8-10%.