digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Rifki Fanany
PUBLIC Irwan Sofiyan

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah biomassa yang berasal dari produksi minyak kelapa sawit. Pemanfaatan TKKS masih minim jika dibandingkan dengan jumlah TKKS yang dihasilkan tiap tahunnya. Hal ini dapat menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan. TKKS berpotensi untuk dijadikan bahan baku pembuatan bio-oil karena kandungan hemiselulosa, selulosa, dan lignin yang terdapat pada TKKS. Senyawa tersebut akan didekomposisi pada suhu tinggi sehingga akan terurai menjadi senyawa organik yang lebih sederhana. Proses dekomposisi padatan pada suhu tinggi disebut pirolisis. Produksi bio-oil dengan bahan baku TKKS terdiri dari 3 tahapan proses, yaitu pretreatment, fast pyrolysis, vapor upgrading, dan vapor quenching. Metode fast pyrolysis membutuhkan energi yang besar karena melibatkan suhu operasi yang tinggi yaitu 550oC. Diproyeksikan pada tahun 2050 kebutuhan energi akan meningkat sebanyak 80%, namun sumber energi yang tersedia jumlahnya semakin menipis. Salah satu cara untuk melakukan penghematan energi adalah integrasi panas. Dengan melakukan integrasi panas, maka dapat menghemat konsumsi energi serta dapat meminimalisir biaya utilitas proses. Penelitian ini menggunakan bantuan software simulasi Aspen Plus untuk mengevaluasi kebutuhan energi proses sebelum dan sesudah dilakukannya integrasi panas serta kelayakan proses tersebut dari aspek ekonomi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa integrasi panas dapat menghemat energi sebanyak 3,38×106 yaitu 4,71×106 MW menjadi 1,34×106 MW. Dari aspek ekonomi, integrasi panas dapat menurunkan operational expenditure (OpEx) sebanyak 3,24% serta capital expenditure (CapEx) sebanyak 4,09%. Analisa sensitivitas ekonomi menunjukkan bahwa proses ini layak dari aspek ekonomi dengan payback period 10-12 tahun dan internal rate of return sebesar 8-10%.