Kolaborasi merupakan sebuah proses membangun persetujuan dan menyamakan perspektif antara beberapa pihak. Kolaborasi sosial merupakan bentuk kolaborasi antara berbagai komponen sosial yang memiliki peran dan kepentingan yang berbeda-beda. Kolaborasi sosial akan menggunakan perbedaan ini untuk memperkaya proses pengambilan keputusan dalam mengatasi masalah-masalah bersama. Dalam penelitian ini, konsep kolaborasi sosial akan diterapkan pada industri clothing kreatif di Bandung, Jawa Barat, Indonesia, yang merupakan sektor unggulan dari industri kreatif di Bandung.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan konsep kolaborasi antara Akademisi, Bisnis, dan Pemerintah (ABP) sebagai pendekatan untuk membangun industri clothing kreatif di Bandung, Jawa Barat, Indonesia untuk memaksimalkan penciptaan nilai. Soft System Methodology (SSM) digunakan sebagai metodologi untuk mengidentifikasi peran dan nilai dari aktor-aktor ABP dan membangun hubungan aktivitas antara para aktor. SSM adalah metodologi yang melakukan analisis normatif yang mengandalkan logika dan analisis deskriptif yang menangkap realitas yang ada dalam objek penelitian. Selanjutnya kedua analisis ini dikonfrontasikan dalam sebuah proses dialog untuk menghasilkan rekomendasi tindakan yang paling baik. Dalam penelitian wawancara secara mendalam (in-depth interview) dilakukan pada 18 informan dari ABP yang dipilih berdasarkan rekomendasi dari berbagai aktor ABP. Selanjutnya dilakukan proses konfirmasi dan focus group kepada para informan ini untuk menghasilkan rekomendasi yang terbaik.
Penelitian ini berhasil menggambarkan keadaan industri clothing kreatif dan hubungan kolaborasi antara para aktor saat ini. Penelitian ini juga berhasil mengidentifikasi nilai, jaringan nilai, dan proposisi nilai dalam membangun kolaborasi untuk industri clothing kreatif di kota Bandung. Penelitian ini menemukan bahwa model kolaborasi ABP harus dimodifikasi untuk beradaptasi dengan keadaan masyarakat Bandung. Komunitas harus dijadikan salah satu pilar pengembangan karena perannya yang penting dalam menumbuhkan kreativitas dan menghasilkan kegiatan ekonomi dalam bentuk industri clothing kreatif. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan model kolaborasi Akademisi, Bisnis, Pemerintah, Komunitas (ABPK) dalam bentuk model aktivitas para aktor untuk mengembangkan industri clothing kreatif. Melalui penelitian ini juga peneliti mengajukan rekomendasi mengenai konflik dan permasalahan yang berhasil diidentifikasi.