








Lapangan Jojo adalah lapangan gas dan kondensat raksasa yang dioperasikan oleh
Total E&P Indonesie (TEPI). Lapangan ini terletak di ujung timur dari Delta
Mahakam resen dan ditemukan pada tahun 1973, serta telah berproduksi sejak
tahun 1975 hingga sekarang. Lapangan ini merupakan sebuah antiklin yang
memiliki orientasi sumbu berarah utara – selatan dengan dimensi panjang kurang
lebih 70 kilometer dan lebar kurang lebih 15 kilometer. Berdasarkan kondisi
struktur antiklinnya, lapangan ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu panel utara dan
panel selatan. Panel utara pada dasarnya adalah areal kulminasi dari struktur
antiklin Jojo, sedangkan selatan merupakan saddle yang cukup panjang.
Reservoir-reservoir yang mengandung hidrokarbon di Lapangan Jojo terletak pada
kedalaman antara 2000 meter sampai dengan 5000 meter, merupakan suksesi
endapan-endapan Delta Mahakam purba berumur Miosen Tengah hingga Miosen
Akhir, membentuk suatu zona prolific hidrokarbon yang diberi nama Interval Jojo
Main Zone (JMZ).
Delta Mahakam purba memiliki distribusi salinitas air formasi yang unik baik
secara lateral maupun vertikal. Sebagai imbasnya pada Lapangan Jojo, distribusi
lateral salinitas air formasi akan dipengaruhi oleh posisi paleogeografi dari
reservoir. Posisi reservoir yang secara paleogeografi terletak pada posisi proximal
akan mempunyai nilai salinitas air yang lebih rendah dibandingkan dengan
reservoir yang terletak pada posisi paleogeografi yang lebih distal. Secara
vertikal, seiring dengan progradasi Delta Mahakam ke arah timur, nilai salinitas
air formasi juga akan bervariasi terhadap kedalaman. Pada zona JMZ, variasi
salinitas air formasi yang terbesar terjadi di interval unit stratigrafi satu (SU1).
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan pemahaman mengenai penyebab
bervariasinya nilai resistivitas air reservoir pada interval SU1 di zona JMZ
Lapangan Jojo, dan untuk mendapatkan nilai resistivitas air reservoir untuk
interval tersebut. Pada akhirnya, penelitian ini bertujuan untuk membagi
Lapangan Jojo secara geografis berdasarkan distribusi nilai salinitas air formasi
dari reservoir-reservoir di interval SU1. Untuk itu, dilakukan pembagian tipe endapan menjadi beberapa varian, sehingga pengelompokkan dan pengamatan
distribusi nilai salinitas air formasi untuk masing-masing varian dapat dilakukan.
Nilai salinitas air formasi dalam penelitian ini didapatkan dengan melakukan
perhitungan dari data log resistivitas menggunakan metoda resistivitas air terduga
(Rwa), yang pada prinsipnya memakai hubungan antara Rw dan temperatur untuk
mendapatkan nilai salinitas air formasi terduga (WSAL_APP).
Distribusi nilai salinitas air formasi diamati pengelompokkan serta perbedaannya
pada masing-masing varian dari tipe endapan, yang secara umum dapat ditarik
sebuah batas untuk memisahkan kelompok nilai salinitas air formasi yang rendah
(fresh) dari kelompok nilai salinitas air formasi yang tinggi. Secara umum, dari
lapisan paling tua hingga paling muda di SU1, batas yang ditarik tersebut tidak
mengalami pergeseran yang berarti, sehingga wilayah geografis interval SU1 di
Lapangan Jojo dapat dibagi menjadi dua wilayah berdasarkan distribusi nilai
salinitas air formasinya, yaitu wilayah barat dan wilayah timur.
Perbandingan hasil perhitungan nilai saturasi air (Sw) menggunakan profil nilai
salinitas air formasi lama dengan yang menggunakan profil nilai salinitas air
formasi yang baru, memperlihatkan bahwa nilai Sw yang menggunakan profil nilai
salinitas air formasi baru memberikan nilai Sw yang tidak bertolak belakang
dengan interpretasi fluida berdasarkan interpretasi fluida dari respon data log,
sehingga lebih mewakili jenis fluida dalam reservoir.
Walaupun demikian, nilai Sw yang dihitung menggunakan profil nilai salinitas air
formasi yang baru ini, membuat hasil perhitungan volume kumulatif hidrokarbon
dalam pori batuan (HPV) mengalami penurunan sebesar 10%.
Distribusi data tekanan water rise dan distribusi data isopotensial (water head)
pada reservoir-reservoir di zona SU1 Lapangan Jojo, memperlihatkan indikasi
yang kuat bahwa perbedaan profil nilai salinitas air formasi dari varian endapan
yang sama, disebabkan oleh adanya hidrodinamik air tawar dari barat menuju ke
timur.