digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lapangan Jojo adalah lapangan gas dan kondensat raksasa yang dioperasikan oleh Total E&P Indonesie (TEPI). Lapangan ini terletak di ujung timur dari Delta Mahakam resen dan ditemukan pada tahun 1973, serta telah berproduksi sejak tahun 1975 hingga sekarang. Lapangan ini merupakan sebuah antiklin yang memiliki orientasi sumbu berarah utara – selatan dengan dimensi panjang kurang lebih 70 kilometer dan lebar kurang lebih 15 kilometer. Berdasarkan kondisi struktur antiklinnya, lapangan ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu panel utara dan panel selatan. Panel utara pada dasarnya adalah areal kulminasi dari struktur antiklin Jojo, sedangkan selatan merupakan saddle yang cukup panjang. Reservoir-reservoir yang mengandung hidrokarbon di Lapangan Jojo terletak pada kedalaman antara 2000 meter sampai dengan 5000 meter, merupakan suksesi endapan-endapan Delta Mahakam purba berumur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir, membentuk suatu zona prolific hidrokarbon yang diberi nama Interval Jojo Main Zone (JMZ). Delta Mahakam purba memiliki distribusi salinitas air formasi yang unik baik secara lateral maupun vertikal. Sebagai imbasnya pada Lapangan Jojo, distribusi lateral salinitas air formasi akan dipengaruhi oleh posisi paleogeografi dari reservoir. Posisi reservoir yang secara paleogeografi terletak pada posisi proximal akan mempunyai nilai salinitas air yang lebih rendah dibandingkan dengan reservoir yang terletak pada posisi paleogeografi yang lebih distal. Secara vertikal, seiring dengan progradasi Delta Mahakam ke arah timur, nilai salinitas air formasi juga akan bervariasi terhadap kedalaman. Pada zona JMZ, variasi salinitas air formasi yang terbesar terjadi di interval unit stratigrafi satu (SU1). Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan pemahaman mengenai penyebab bervariasinya nilai resistivitas air reservoir pada interval SU1 di zona JMZ Lapangan Jojo, dan untuk mendapatkan nilai resistivitas air reservoir untuk interval tersebut. Pada akhirnya, penelitian ini bertujuan untuk membagi Lapangan Jojo secara geografis berdasarkan distribusi nilai salinitas air formasi dari reservoir-reservoir di interval SU1. Untuk itu, dilakukan pembagian tipe endapan menjadi beberapa varian, sehingga pengelompokkan dan pengamatan distribusi nilai salinitas air formasi untuk masing-masing varian dapat dilakukan. Nilai salinitas air formasi dalam penelitian ini didapatkan dengan melakukan perhitungan dari data log resistivitas menggunakan metoda resistivitas air terduga (Rwa), yang pada prinsipnya memakai hubungan antara Rw dan temperatur untuk mendapatkan nilai salinitas air formasi terduga (WSAL_APP). Distribusi nilai salinitas air formasi diamati pengelompokkan serta perbedaannya pada masing-masing varian dari tipe endapan, yang secara umum dapat ditarik sebuah batas untuk memisahkan kelompok nilai salinitas air formasi yang rendah (fresh) dari kelompok nilai salinitas air formasi yang tinggi. Secara umum, dari lapisan paling tua hingga paling muda di SU1, batas yang ditarik tersebut tidak mengalami pergeseran yang berarti, sehingga wilayah geografis interval SU1 di Lapangan Jojo dapat dibagi menjadi dua wilayah berdasarkan distribusi nilai salinitas air formasinya, yaitu wilayah barat dan wilayah timur. Perbandingan hasil perhitungan nilai saturasi air (Sw) menggunakan profil nilai salinitas air formasi lama dengan yang menggunakan profil nilai salinitas air formasi yang baru, memperlihatkan bahwa nilai Sw yang menggunakan profil nilai salinitas air formasi baru memberikan nilai Sw yang tidak bertolak belakang dengan interpretasi fluida berdasarkan interpretasi fluida dari respon data log, sehingga lebih mewakili jenis fluida dalam reservoir. Walaupun demikian, nilai Sw yang dihitung menggunakan profil nilai salinitas air formasi yang baru ini, membuat hasil perhitungan volume kumulatif hidrokarbon dalam pori batuan (HPV) mengalami penurunan sebesar 10%. Distribusi data tekanan water rise dan distribusi data isopotensial (water head) pada reservoir-reservoir di zona SU1 Lapangan Jojo, memperlihatkan indikasi yang kuat bahwa perbedaan profil nilai salinitas air formasi dari varian endapan yang sama, disebabkan oleh adanya hidrodinamik air tawar dari barat menuju ke timur.