ABSTRAK Adam Faridh
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Adam Faridh
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Adam Faridh
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Adam Faridh
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Adam Faridh
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Adam Faridh
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Adam Faridh
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Kegiatan penambangan adalah tahapan pengambilan bahan galian dari dalam tanah.
Salah satu hasil dari kegiatan penambangan ini adalah batuan penutup yang
nantinya akan diletakkan di tempat terbuka secara menumpuk. Konsekuensi akan
diletakkannya batuan penutup di tempat terbuka adalah akan berinteraksi langsung
dengan air hujan. Air hujan yang jatuh dan mengalir di permukaan tanah nantinya
yang disebut limpasan permukaan (runoff). Penanganan limpasan permukaan
diperlukan agar air tidak mengerosi batuan penutup dan tidak mengganggu operasi
penambangan.
Limpasan hujan dianalisis berdasarkan Hidrograf Satuan Sintesis SCS dengan input
berupa data hujan harian dengan periode ulang 2 hingga 25 tahun. Daerah
tangkapan hujan didasarkan pada luas tangkapan jenjang yang ditentukan
berdasarkan peraturan yang berlaku. Limpasan hujan dianalisis pada 2 skenario.
Scenario 1 dengan peletakkan drop structure yang memotong lurus pada
multibench dan skenario 2 dengan peletakkan drop structure secara parallel dengan
membagi daerah tangkapan hujan menjadi 2 pada jenjang ke-2. Kapasitas untuk
mengalirkan debit dilakukan dengan membandingkan Hidrograf Satuan Sintesis
SCS setiap skenario. Sedangkan kebutuhan drop structure dilakukan dengan
membandingkan debit yang dihasilkan dari setiap skenario terhadap sarana
penyaliran yang tersedia.
Hasil penelitian dengan mensimulasikan 2 skenario menunjukkan bahwa daerah
kajian yaitu XYZ memiliki intensitas curah hujan sebesar 40,92 m3/jam dengan
periode ulang 10 tahun. Hasil simulasi dari penggunaan drop structure pada
multibench batuan penutup dengan kemiringan jenjang 26° dapat mengurangi
froude number yang awalnya 4,23 menjadi 0,27 dengan tinggi drop adalah 1 m dan
jumlah drop 10. Dalam simulasi ini didapatkan kapasitas drop structure untuk
skenario 1 memiliki debit puncak sebesar 0,24 m3/s pada outlet 1, 0,48 m3/s pada
outlet 2, dan 0,72 pada outlet 3. Sedangkan untuk skenario 2 didapatkan debit
puncak sebesar 0,22 m3/s untuk outlet 1, 0,22 m3/s untuk outlet 2a dan 2b, dan 0,65
m3/s untuk outlet 3 sebesar 0,24 m3/s pada outlet 1, 0,48 m3/s pada outlet 2, dan
0,72 pada outlet 3. Waktu puncak untuk setiap outlet Skenario 1 sebesar 1,15 jam
untuk outlet 1, 1,21 jam untuk outlet 2 dan 1,28 jam untuk outlet 3 sedangkan untuk
skenario 2 didapatkan 1,15 jam untuk outlet 1, 1,31 jam untuk outlet 2a dan 2b, dan
1,38 jam untuk outlet 3. Skenario 2 didapatkan debit puncak sebesar 0,22 m3/s untuk
outlet 1, 0,22 untuk outlet 2a dan 2b, dan 0,65 m3/s untuk outlet 3. Kebutuhan drop
structure dengan paritan sebesar 0,79 m3/s adalah skenario 2 dengan debit puncak
0,65 m3/s.