digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kadek Ardi Gapara Getas
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Kadek Ardi Gapara Getas
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Kadek Ardi Gapara Getas
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Kadek Ardi Gapara Getas
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Kadek Ardi Gapara Getas
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Kadek Ardi Gapara Getas
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Kadek Ardi Gapara Getas
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Kadek Ardi Gapara Getas
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Metabolisme glikolisis dan glukoneogenesis dari bakteri endofit merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses pematangan buah pisang. Salah satu upaya preservasi buah untuk menghambat pematangan adalah penyalutan kitosan sebagai edible coating. Namun perlu ditinjau lebih lanjut mengenai pengaruh penyalutan kitosan terhadap distribusi dan aktivitas bakteri terkait meabolisme glikolisis dan glukoneogenesis pada daging buah pisang selama pematangan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui komunitas bakteri pada daging buah pisang dengan waktu kematangan yang berbeda beserta aktivitas metabolismenya yang berkaitan dengan metabolisme glikolisis dan glukoneogenesis melalui analisis metatranskriptomik. Data RNA-seq diperoleh dari daging pisang pada pematangan hari ke-1 dan hari ke-7, baik pada perlakuan kitosan maupun kontrol. Metode penelitian ini mengadaptasi pipeline SAMSA2. Metode ini diawali dengan penyaringan sekuens RNA dari rRNA agar diperoleh data mRNA yang kemudian dianotasi menggunakan database RefSeq NCBI dan SEEDS Subsystem. Hasil anotasi kemudian dianalisis menggunakan tool DESeq2. Berdasarkan hasil uji t (p-value = 0.05) pada konsorsium bakteri terkait metabolisme glikolisis & glukoneogenesis, didapati bahwa tidak terdapat perbedaan jumlah bakteri yang signifikan antara perlakuan pematangan maupun penyalutan kitosan. Profil bakteri yang diperoleh pada berbagai sampel yaitu filum bakteri dominan berupa Proteobacteria (42-51 %), Firmicutes (12-15%), Cyanobacteria (11-25%), Actionobacteria (4-10 %), dan Bacteroidetes (7-9 %). Dari konsorsium bakteri tersebut, diperoleh aktivitas metabolisme glikolisis dan glukoneogenesis yang berbeda secara signifikan terhadap pematangan, namun tidak pada penyalutan kitosan berdasarkan hasil uji Wald (p-value = 0.05). Pada pengamatan buah pisang yang telah mengalami pematangan, didapati tiga gen kelompok downregulated, yaitu 2,3- bisphosphoglycerate-independent phosphoglycerate mutase (gpmI) yang diekspresikan terkait filum bakteri Proteobacteria dan Firmicutes, Pyruvate dehydrogenase E1 subunit alpha 1 (pdhA) yang diekspresikan terkait filum bakteri Proteobacteria, dan Pyruvate phosphate dikinase (ppdK) yang diekspresikan terkait filum bakteri Proteobacteria, Firmicutes, dan Spirochaetae. Terdapat juga satu gen yang termasuk kelompok upregulated, yaitu Pyruvate decarboxylase (pdc) yang diekspresikan terkait filum bakteri Proteobacteria dan Cyanobacteria. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pematangan dan penyalutan kitosan tidak mengubah konsorsium bakteri pada buah pisang, namun pematangan dapat menyebabkan perubahan 4 dari 45 ekspresi gen diferensial sebesar -2 hingga 3,8 log2foldchange terkait metabolisme glikolisis dan glukoneogenesis akibat interaksi bakteri dengan buah pisang.