Tumbuhan porang (Amorphophallus muelleri Blume) merupakan tumbuhan liar yang dinilai sebagai
komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tumbuhan porang mengandung senyawa
glukomanan yang banyak terakumulasi pada bagian umbinya. Glukomanan telah banyak
dimanfaatkan dalam bidang industri dan farmasi karena karakteristik khasnya larut dalam air dan
mampu mengembang cukup besar dengan membentuk massa yang kental. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengisolasi senyawa glukomanan dari umbi porang dengan berbagai pelarut dan
menentukan kadar dari masing-masing hasil ekstrak glukomanan, serta melakukan studi
pendahuluan pembuatan tablet kombinasi serbuk glukomanan dan serbuk daun cincau. Isolasi
glukomanan dilakukan dengan dua metode yaitu metode pemurnian menggunakan pelarut etanol
96% dan metode ekstraksi menggunakan dua pelarut berbeda yaitu air dan aluminium sulfat 0,3%.
Sebelum proses ekstraksi, dilakukan uji pendahuluan untuk menentukan ukuran partikel umbi
porang yang mengandung banyak senyawa glukomanan dengan cara pengayakan bertingkat,
kemudian dilanjutkan penentuan indeks pengembangan. Ukuran partikel serbuk umbi porang 60
mesh dipilih karena memiliki indeks pengembangan tertinggi yaitu 8,33 ± 0,47 mL/gram. Kadar
senyawa glukomanan hasil pemurnian dengan etanol 96% dan hasil ekstraksi dengan air dan
aluminium sulfat ditentukan menggunakan metode kolorimetri DNS (dinitrosalicylic acid) dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 550 nm. Kadar senyawa glukomanan pada
simplisia umbi porang yaitu 53,93 ± 3,73%, glukomanan ekstrak etanol 96% yaitu 48,34 ± 2,10%,
glukomanan ekstrak air 64,82 ± 2,09%, dan glukomanan ekstrak aluminium sulfat yaitu 82,97 ±
1,02%. Hal ini terdapat anomali pada data kadar senyawa glukomanan ekstrak etanol 96% karena
lebih kecil daripada simplisia umbi porang sebelum diberikan perlakuan. Pada pembuatan tablet
serbuk glukomanan dan tablet serbuk daun cincau perlu dilakukan pengembangan formulasi
kembali agar menjadi tablet yang memiliki kualitas lebih baik.